Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, memperkirakan bahwa defisit APBNP 2007 menurun dari Rp58,3 triliun atau 1,5 persen menjadi Rp49,5 triliun atau 1,3 persen PDB, meski terjadi peningkatan subsidi BBM dan listrik akibat kenaikan harga minyak dunia. "APBNP 2007 akan ditutup dengan defisit sebesar Rp49,5 triliun atau lebih kecil dari sasaran Rp58,3 triliun," katanya dalam jumpa pers usai sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden Jakarta, Selasa. Dijelaskan Menkeu, penurunan defisit ini terjadi karena meski ada peningkatan belanja negara dan penerimaan yang lebih kecil, pemerintah berhasil melakukan penghematan pada belanja kementerian sebesar Rp24,9 triliun. Penerimaan negara, lanjutnya meningkat dari Rp690 triliun menjadi Rp724,5 triliun, sementara belanja negara meningkat menjadi Rp774 triliun, akibat kenaikan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang membengkak dari Rp55 triliun menjadi Rp88,2 triliun dan subsidi listrik yang melejit dari Rp32,4 triliun menjadi Rp43,5 triliun. Sementara itu, Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Boediono, di tempat yang sama mengatakan bahwa secara umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2007 aman. Meskipun, menurut dia, terjadi kenaikan harga minyak dunia. Sedangkan untuk tahun 2008, pemerintah telah menyiapkan perubahan parameter yang mungkin terjadi dengan membuat beberapa perhitungan harga minyak, konsumsi minyak, produksi minyak dan nilai tukar rupiah. "Secara umum semua terkendali, dengan pemerintah melakukan langkah-langkah untuk penghematan subsidi seperti penghematan penggunaan BBM dan listrik," katanya. Menurut Boediono, APBN 2008 akan aman jika produksi minyak bisa dijaga sesuai sasaran sebesar 1.034 juta barel per hari atau kalau bisa ditingkatkan. "Wapres akan langsung mengawasi produksi minyak dengan membentuk tim khusus dari antardepartemen," katanya. Dalam kesempatan itu, Menkeu mengatakan bahwa Pemerintah sudah menyiapkan perubahan semua asumsi ekonomi pada APBN 2008 sebagai akibat tingginya harga minyak dunia yang menyentuh 100 dolar AS per barel. Menurutnya, dengan mengasumsikan harga minyak akan mencapai 100 dolar AS per barel sepanjang tahun maka defisit APBN 2008 akan melonjak dari Rp73,3 triliun atau 1,7 persen menjadi Rp75,8 triliun atau 1,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007