Jakarta (ANTARA News) - Direktur Perum Bulog Mustafa Abubakar menengarai banyak beras impor masuk ke wilayah Indonesia secara ilegal melalui pelabuhan-pelabuhan kecil di daerah perbatasan dengan negara tetangga. Di sela Lokakarya Raskin 2007 di Jakarta, Selasa, dia mengatakan dari catatan sebuah lembaga internasional dan Departemen Pertanian AS diketemukan adanya perbedaan antara data beras yang diekspor ke Indonesia dengan volume sesungguhnya di lapangan. "Ada tanda-tanda beras impor masuk bukan lewat pelabuhan besar namun melalui pelabuhan kecil-kecil di wilayah perbatasan," katanya. Oleh karena itu, tambahnya, hal itu perlu mendapatkan kewaspadaan dari aparat keamanan baik polisi maupun pemerintah daerah yang memiliki pelabuhan-pelabuhan kecil dan berbatasan dengan perairan negara tetangga. Menyinggung volume beras impor ilegal yang masuk ke wilayah Indonesia, Mustafa tidak mengatakan secara pasti begitu juga dengan pelabuhan-pelabuhan kecil yang dimanfaatkan oleh importir beras ilegal tersebut. Menyinggung rencana impor beras Bulog pada 2007, dia mengatakan, pihaknya telah mengurangi dari 1,5 juta ton menjadi hanya efektif 1,2-1,3 juta ton karena pengadaan beras/gabah dari petani cukup tinggi yakni mencapai 1,74 juta ton dari target 1,8 juta ton. Pihaknya optimis bisa memenuhi target tersebut apalagi sampai sekarang masih ada pengadaan di Sulsesl, Sumsel, Lampung, NTB dan Jawa . "Karena itu pada 2008 diharapkan bisa mengurangi impor atau tidak impor sama sekali," katanya. Namun demikian, tambahnya, keputusan impor atau tidak tergantung kajian tim gabungan Bulog, Departemen Pertanian dan Departemen Perdagangan yang akan melakukan kajian khusus dengan mendengar pendapat pakar. "Direncanakan pada awal Desember nanti sudah ada kepastian perlu atau tidak impor. Sekarang ini masih ada sisa beras impor 100 ribu ton lagi yang belum masuk dari yang dikontrak Bulog," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007