Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah bersama DPR menyepakati kenaikan harga beras untuk rakyat miskin (raskin) menjadi Rp1.600/kg pada 2008 dari yang berlaku saat ini Rp1.000/kg. Dirut Perum Bulog Mustafa Abubakar di Jakarta, Selasa, mengatakan kenaikan harga raskin itu disebabkan adanya perluasan jangkauan sasaran rumah tangga miskin (RTM) penerima raskin dari 15,8 juta RTM menjadi 19,1 juta RTM pada tahun depan. "Kenaikan jumlah RTM itu tidak mampu diimbangi dengan kenaikan anggaran subsidi Raskin dari Rp 6,2 triliun menjadi Rp6,3 triliun pada tahun 2008," katanya pada Lokakarya Raskin 2007. Selain itu, tambahnya, kebijakan kenaikan harga ini merupakan penyegaran dari tujuan awal kebijakan dasar yakni harga raskin ditetapkan 50 persen dari harga beras yang berlaku di pasaran umum. Menurut dia, dengan harga pasar yang berlaku sekarang sekitar Rp4.500 per kg, maka tingkat harga tebus Rp1.600 per kg pada 2008 masih kurang dari 50 persen. Perubahan kebijakan raskin lainnya yakni lamanya pendistribusian raskin 2008 selama 10 bulan penyaluran, agar waktu pada puncak tanam padi yang diperkirakan 2 bulan yakni April dan Mei, harga gabah di tingkat petani tetap kondusif dan kebijakan penetapan HPP secara bersamaan dapat dilaksanakan dengan baik. Menyinggung penyaluran beras raskin pada 2007, Mustafa mengatakan, hingga 23 November 2007 Bulog telah menyalurkan hingga 92,43 persen atau 1,6 juta ton beras dari total pagu 1,7 juta ton kepada 16 juta RTM di 50 ribu titik distribusi di seluruh Indonesia. Selama 2000 - 200, tambahnya, jumlah RTM yang dilayani raskin mencapai sekitara 10-16 juta RTM dengan total penyaluran 1,4-2,2 juta ton per tahun. Sementara itu Menko Kesra Aburizal Bakri yang hadir pada acara tersebut mengatakan, meski harga raskin naik, namun program pemerintah dalam pemberdayaan masyakarat miskin sangat besar dan jumlahnya meningkat seperti program BOS dan Askeskin. Dengan program itu pengeluaran masyarakat miskin pun berkurang dan pendapatannya bertambah sehingga kenaikan harga raskin tidak terlalu mengkuatirkan daya beli masyarakat miskin.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007