Manado (ANTARA News) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Utara (Sulut) tengah mempertimbangkan kemungkinan menaikkan tarif kamar hotel pada awal tahun depan.
"Sedang dilakukan kajian kemungkinan naikkan tarif kamar hotel menyesuaikan kenaikan harga berbagai komponen pokok operasional seperti elpiji dan bahan kebutuhan hotel," kata Ketua PHRI Sulut, Johny Lieke, di Manado, Selasa.
Kenaikan harga elpiji yang mencapai 40 persen sangat memukul industri hotel dan restoran di Sulut, makanya jalan keluarnya harus dilakukan penyesuaian tarif baru.
General Manager Hotel Sahid Teling, Sutadi Subarya, mengatakan dengan kenaikan berbagai komponen operasional hotel saat ini, berdampak keuntungan hotel semakin tipis.
"Untuk mencapai keuntungan maka tingkat hunian atau
occupancy rate (OR) hotel harus tetap stabil di atas 50 persen, makanya kemungkinan menaikkan harga tiket sudah diperhitungkan," kata Sutadi.
Namun berapa besarnya kenaikan, harus dihitung secara cermat, mengingat bisnis hotel sangat rentan dengan harga, terlalu besar terapkan tarif maka akan kalah dalam persaingan.
"Munculnya hotel baru di Manado menambah persaingan makin ketat, makanya besarnya tarif harus diperhitungkan secara matang," kata Sutadi.
Sekretaris PHRI Manado, Paultje Kaunang, mengatakan, hotel biasanya menyesuikan tarif pada awal tahun, karena tarifnya berlaku tahunan maka perhitungannya harus secara cermat, sebab tarif tersebut terkait dengan promosi hingga keluar negeri.
"Harga tarif sudah harus dicantumkan dalam brosur dikirim dalam promosi ke berbagai daerah hingga ke luar negeri,"kata Paultje.
Tarif hotel di Manado saat ini untuk hotel berbintang paling murah Rp250 ribu per malam hingga jutaan rupiah. (*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007