Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Selasa sore, hampir mencapai level Rp9.400 per dolar AS karena pelaku terus memburu dolar AS akibat kekhawatiran mereka terhadap gejolak harga minyak dunia yang bisa mencapai diatas 110 dolar AS per barel. Nilai tukar rupiah merosot mencapai Rp9.395/9.400 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.367/9.380 per dolar AS atau melemah 29 poin. Analis Valas PT Bank Saudara, Rully Nova, di Jakarta, mengatakan kekhawatiran terhadap kenaikan harga minyak mentah itu memicu pelaku pasar cenderung mengumpulkan dolar AS. Apalagi kebutuhan dolar AS di pasar domestik cukup besar untuk membayar impor minyak mentah dari luar negeri, katanya. Menurut dia, rupiah makin terpuruk yang diperkirakan akan bisa meliwati angka batas psikologis Rp9.400 per dolar AS, namun Bank Indonesia (BI) yang memiliki cadangan devisa cukup besar sedikit banyak berperan untuk menahan merosot rupiah lebih jauh. "Kami memperkirakan peranan BI di pasar cukup besar untuk menahan gejolak tekanan negatif yang semakin besar," ucapnya. Praktisi ekonomi, Riza Wibawa dalam diskusi ekonomi menyatakan rupiah akan dapat menembus level Rp9.500 per dolar AS bahkan bisa mencapai Rp9.800 per dolar AS, namun saat ini tertahan oleh aksi intervensi BI di pasar. Karena itu rupiah terus bergelut di level antara Rp9.375 hingga Rp9.400 per dolar AS, ujarnya. Rupiah memang anomali, dalam kondisi dolar AS merosot, ia bahkan terpuruk yang seharus bisa menguat, apalagi cadangan devisa akan terus meningkat dengan membaiknya harga minyak mentah itu, kata Ketua Bursa Berjangka Jakarta (BBJ), Hasan Zein Mahmud. Namun kenyataannya rupiah merosot di atas yang ditargetkan Bank Indonesia (BI) pada kisaran antara Rp9.200 sampai Rp9.400 per dolar AS, ucapnya. Menurut dia, rupiah saat ini juga tertekan oleh aksi lepas obligasi oleh asing yang ingin menukarnya dananya dengan dolar AS ketimbang rupiah menyusul menguat harga minyak mentah dunia. Rupiah seharus bisa bergerak naik melihat peluang pasar yang cukup besar, naiknya faktor negatif yang lebih kuat akibat kenaikan harga minyak mengakibatkan rupiah terus tertekan, katanya. Sementara itu, dolar AS terhadap yen melemah setelah lembaga keuangan AS menunjukkan kerugian akibat masalah kredit AS yang ketat. Dolar AS sedikit berubah menjadi 107,35 dari sebelumnya 107,50 yen dan euro diperdagangkan pada 1,4875 per dolar AS dan terhadap yen menjadi 159,70 yen.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007