Semalam tidur di tenda pengungsian, makanan dikasih tiga kali sehari
Jakarta (ANTARA) - Banjir masih merendam wilayah RT 07, RW 01, Kelurahan Kembangan Utara, Jakarta Barat, pada Minggu sore.
Wilayah itu merupakan satu-satunya lokasi di Ibu Kota yang masih terendam air setelah banjir mulai surut di 42 lokasi pada Minggu.
Menurut Hendri, warga setempat, air setinggi pinggang orang dewasa atau sekitar 100 centimeter (cm) merendam pemukiman RT 07 sejak Sabtu (27/4) pagi.
Air mulai surut pada Minggu pagi hingga pada sore hari banjir berkurang jadi setinggi 50-70 cm atau setinggi betis orang dewasa.
Akibat banjir, warga yang sebagian besar rumahnya tidak memiliki lantai dua harus mengungsi di lapangan dekat lokasi banjir.
"Semalam tidur di tenda pengungsian, makanan dikasih tiga kali sehari," kata Hendri saat ditemui di lokasi banjir.
Senada dengan keterangan Hendri, Riko mengatakan, warga sejak Sabtu menempati tenda yang dibangun sekitar 200 meter dari lokasi banjir.
"Untuk kebutuhan air bersih, mandi dan ke WC, kami menumpang ke rumah warga yang tidak kena banjir," ujar Riko.
Tidak jauh dari Riko, Nur Hasan, warga lainnya mengatakan banjir di RT 07 cukup lama surutnya dibanding dengan wilayah lain, karena Kali Angke yang jadi sumber banjir terletak dekat wilayah hilir.
"Kalau di Cawang, Cililitan mungkin sudah surut karena dia letaknya lebih dekat ke hulu, kalau di sini dekatnya ke hilir (Kali Angke, red)," tutur Nur Hasan saat ditemui di depan rumahnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta menunjukkan hingga Minggu siang banjir merendam Kelurahan Kembangan Utara dan Rawa Buaya di Jakarta Barat.
Namun pada Minggu sore, banjir di RW 02 telah surut, menyisakan genangan air sepanjang 100 meter di RT 14, RW 02.
Kepala UPT BPBD DKI Jakarta M Ridwan di Jakarta, Minggu, menjelaskan banjir di Ibu Kota disebabkan oleh limpahan air dari Bendung Katulampa yang sempat berstatus SIAGA I pada Kamis malam.
Akibatnya, air di wilayah hilir, khususnya di Kali Angke pun meluap dan merendam sebagian pemukiman di Kembangan Utara dan Rawa Buaya.
Pewarta: Sri Muryono dan Genta Tenri Mawangi
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019