Timika (ANTARA) - Sebanyak 80 kotak suara pemilu untuk Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Papua diputuskan untuk tidak dibawa kembali ke Timika karena pertimbangan situasi keamanan di wilayah tersebut.
Kapolres Mimika AKBP Agung Marlianto di Timika, Minggu, mengatakan sesuai hasil pembicaraan dengan KPU dan Bawaslu Mimika maka penjemputan kotak suara untuk Distrik Alama yang sedianya menggunakan angkutan helikopter diputuskan dibatalkan.
Hal itu dilakukan lantaran saat proses rekapitulasi suara pemilu beberapa waktu lalu, petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara/KPPS bersama aparat Brimob dan Polres Mimika yang melakukan pengamanan pemilu di Distrik Alama mendapat serangan (tembakan senjata api) oleh Kelompok Kriminal Bersenjata/KKB.
Saat itu KKB juga menembaki helikopter Penerbangan TNI AD (Penerbad) yang hendak menjemput logistik pemilu Distrik Alama.
Meski 80 kotak suara tidak diangkut ke Timika, namun dokumen formulir C1 plano hasil rekapitulasi suara pemilu untuk seluruh TPS Distrik Alama telah diamankan dan dibawa ke Timika oleh Kapolres Mimika AKBP Agung Marlianto bersama Komandan Kodim 1710 Mimika Letkol Inf Pio L Nainggolan saat menjemput petugas KPPS, PPD dan anggota pengamanan pada 19 April.
"Sesuai pembicaraan kami dengan komisioner KPU dan komisioner Bawaslu Mimika maka diputuskan bahwa logistik yang tertinggal di Alama itu tidak lagi kita angkut ke Timika. Ini semata-mata karena pertimbangan faktor keselamatan. Yang terpenting dokumen C1 plano sudah kami amankan. Pleno rekapitulasi dan penghitungan suara pemilu tingkat Distrik Alama berpatokan dari dokumen C1 plano tersebut," kata AKBP Agung.
Menurut Kapolres, saat ini para petugas KPPS, PPS dan PPD Distrik Alama sedang menggelar pleno rekapitulasi dan penghitungan suara pemilu 17 April 2019 bertempat di Gedung Eme Neme Yauware Timika.
Kapolres menyebut insiden penyerangan oleh KKB di Distrik Alama baru pertama kali terjadi.
Pascainsiden penembakan terhadap helikopter Penerbad, hingga kini tidak ada lagi maskapai penerbangan yang melayani penerbangan ke Distrik Alama.
"Ini kejadian pertama kali di Alama, kalau sebelum-sebelumnya yang ada gangguan KKB itu di wilayah Distrik Tembagapura. Alama termasuk daerah terpencil (remote area) dimana di sana tidak ada satuan TNI maupun Polri yang bertugas," jelas AKBP Agung.
Pascakegiatan pemilu, aparat TNI dan Polri di wilayah Timika mengusulkan perlunya mengembalikan situasi keamanan di wilayah Distrik Alama ke kondisi normal agar aktivitas masyarakat maupun petugas pemerintahan, para guru dan petugas kesehatan tidak terganggu.
Distrik Alama yang terletak di sisi timur laut Kabupaten Mimika berbatasan langsung dengan sejumlah kabupaten tetangga seperti Kabupaten Nduga dan Kabupaten Puncak yang selama ini dikenal rawan dengan aksi kekerasan bersenjata api oleh KKB.
Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019