Jakarta (ANTARA) - Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan pengembangan satelit baru, Lapan A4 masih dalam tahap finalisasi misi untuk tujuan pemantauan perairan dan pergerakan kapal di Indonesia.
"Lapan A4 sekarang sudah dalam tahap finalisasi misi dan sebentar lagi pada tahap integrasi ditargetkan 2020 atau 2021 bisa diluncurkan, kemudian nanti generaasi keliman (Lapan A5) ditargetkan 2022 bisa diluncurkan," kata Thomas kepada wartawan di sela-sela Sarasehan 50 Tahun Planetarium dan Observatorium Jakarta di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Sabtu.
Thomas menuturkan satelit Lapan A4 berfungsi terutama untuk penginderaan jauh termasuk pemantauan kapal dengan sistem identifikasi otomatis ("automatic identification system") dengan penggunaan kamera yang lebih baik dibandingkan tiga satelit yang telah diluncurkan sebelumnya, yakni Lapan A1, Lapan A2, Lapan A3.
"Dari pengalaman-pengalaman yang lalu Lapan sudah menguasai teknologi terkait dengan stabilitas satelit sehingga kita meningkatkan kualitas kameranya supaya kualitasnya semakin dekat dengan kualitas untuk satelit-satelit yang profesional," tuturnya.
Thomas menuturkan pada finalisasi misi, Lapan A4 diarahkan untuk pemantauan maritim, kapal dan sumber daya alam sehingga kualitas kamera yang digunakan itu harus bisa memenuhi misi tersebut.
Melalui penginderaan jarak jauh dengan satelit yang sedang dikembangkan tersebut, maka dapat dipantau pergerakan kapal dari jam ke jam, dan untuk itu diperlukan minimal enam satelit.
Oleh karena itu, Lapan akan menciptakan satelit-satelit generasi berikutnya untuk membentuk suatu jaringan satelit yang mampu melakukan pemantauan secara lebih akurat dan menyeluruh di seluruh wilayah Indonesia.
"Nanti dengan generasi-generasi satelit berikutnya kita berharap pemantauan pergerakan kapal khususnya untuk pemantauan pencurian ikan kemudian kegiatan-kegiatan ilegal di perairan Indonesia itu bisa dipantau dengan menggunakan konstelasi atau jaringan satelit-satelit yang kita luncurkan," ujarnya.
Secara umum pembuatan satelit mikro relatif murah dibandingkan dengan satelit yang besar, dengan biaya masih di bawah rentang Rp100 miliar.
Untuk pembuatan satelit Lapan A4, sebagian komponen bisa diperoleh dalam negeri terutama untuk rangka satelit dan beberapa komponen dibuat sendiri di dalam negeri, namun, ada juga komponen yang diimpor terutama kamera.
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019