Kuala Lumpur (ANTARA) - Panitia Pemilihan Luar Negeri Kuala Lumpur memulai tahapan pelaksanaan pemungutan suara ulang (PSU) metode pos dengan melaksanakan bimbingan teknis kelompok penyelenggara pemungutan suara luar negeri (KPPSLN) di KBRI Kuala Lumpur, Sabtu.

Acara bimtek KPPSLN diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, kemudian dilanjutkan dengan sambutan Ketua Panwaslu Kuala Lumpur Yaza Azzahara Ulyana, Ketua PPLN Kuala Lumpur Agung Cahaya Sumirat,.

Acara selanjutnya diisi pemateri bimtek oleh anggota PPLN Yudi M Nugraha dan Tim Asistensi PPLN Fajar Sindu.

Sebanyak 128 KPPSLN menyiapkan logistik untuk PSU metode pos yang mulai dikirim ke pemilih warga negara Indonesia (WNI) melalui Pos Malaysia secara bertahap selama tiga kali pengiriman, yakni Senin (29/4), Jumat (3/5) dan Senin (6/5).

Mereka langsung bekerja hingga pukul 24.00 setelah mengikuti bimtek KPPSLN sejak pukul 14.00 waktu setempat.

Ketua Panwaslu Kuala Lumpur Yaza Azzahara Ulyana dalam pengarahannya meminta anggota KPPSLN memahami teknis pengerjaan surat suara pos.

"Kami imbau teman-teman untuk memahami teknis pengerjaan surat suara pos terlebih dahulu. Belajar dari sebelumnya teman-teman kurang memperhatikan arahan PPLN. Surat suara kita terbatas sehingga tidak bisa ditoleransi kesalahan yang disengaja atau tidak. Kita tak ingin terjadi lagi," katanya.

Yaza mengatakan pihaknya akan selalu mendampingi bila ada persoalan terkait PSU metode pos.

Ketua PPLN Kuala Lumpur Agung Cahaya Sumirat meminta ketua dan anggota KPPSLN memahami kelengkapan formulir PSU yang harus diisi dan ditandatangani seperti model C1 presiden/wapres dan model C1 DPR RI sehingga aspirasi pemilih tidak sia-sia.

Pada kesempatan tersebut PPLN dan tim asistensi juga memperagakan cara pengisian C1 plano dan cara pemindahannya ke dalam model C1 hologram.

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019