Lahore (ANTARA News) - Nawaz Sharif, mantan perdana menteri Pakistan yang ditumbangkan dalam kudeta oleh Pervez Musharraf, pada Senin berjanji bahwa pihaknya takkan pernah bekerjasama dengan pemerintah pimpinan Musharraf. "Partai saya tidak akan menjadi bagian dari koalisi pemerintahan di bawah Musharraf pada masa mendatang," katanya kepada wartawan di rumahnya di Pakistan, sehari setelah kedatangannya dari pengasingan. "Kami percaya bahwa pemerintahan apapun di bawah Musharraf tidak sah dan tidak demokratis," katanya. Sharif mengatakan, pemilihan umum pada 8 Januari mendatang hanya akan dapat diterima bila Musharraf telah mencabut keadaan darurat dan membatalkan perintah menangguhkan konstitusi. Ia juga menyerukan pembatalan pemecatan atas ketua mahkamah agung karena menolak mengesahkan deklarasi pemberlakuan keadaan darurat pada 3 November. "Saya ingin menegaskan kembali sikap saya bahwa pemberlakuan keadaan darurat dan kediktatoran adalah bukan kepentingan negara ini," kata Sharif. Sharif, yang pernah menjabat dua kali sebagai perdana menteri sebelum ia ditumbangkan pada 1999, mengatakan pihaknya diminta memboikot pemilu itu, namun ia mengesampingkan permintaan tersebut, dan mengatakan ia akan berkonsultasi terlebih dahulu dengan partai-partai lain. Sharif belakangan mendaftarkan pencalonannya sebelum berakhirnya masa pendaftaran pada Senin (26/11) tengah malam. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007