Hanoi (ANTARA News) - Presiden Komisi Eropa (European Commission/EC), Jose Manuel Barroso, pada Senin bertemu dengan para pemimpin Vietnam dan memulai perundingan-perundingan mengenai paket baru antara negara yang sedang mengalami "booming", dan kelompok Uni Eropa (UE) yang merupakan mitra perdagangan terbesarnya itu. Barroso adalah Presiden EC pertama yang mengadakan kunjungan ke negara Asia Tenggara, kawasan yang mengalami pertumbuhan ekonomi tercepat. Ia dijadwalkan akan mengadakan serangkaian pembicaraan dengan Perdana Menteri (PM) Vietnam, Nguyen Tan Dung, dan Ketua Partai Komunis Vietnam, Nong Duc Manh. Mereka dijadwalkan meluncurkan suatu dialog mengenai pencapaian satu perjanjian baru mengenai Kemitraan dan Perjanjian Kerjasama Vietnam-Uni Eropa, untuk menggantikan perjanjian 1995, yang menurut Barroso `akan meningkatkan dan memantapkan huhungan politik kami.` Dalam sebuah pernyataan sebelum kunjungannya, Barroso memuji pertumbuhan ekonomi dan berkurangnya kemiskinan di Vietnam, serta mengatakan bahwa negara itu telah berperan besar di panggung dunia pada saat pihanya berhasil menempati kursi dua tahunan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pada Januari 2007. "Kini telah tiba saatnya untuk membentuk hubungan politik yang erat antara Uni Eropa dan Vietnam, yang memungkinkan kami bisa menangani lebih efektif beberapa tantangan global yang sedang kita hadapi," katanya dalam pernyataan. Masalah terpenting dunia pada saat ini, menurutnya, adalah termasuk perubahan iklim, menata meningkatnya kompetisi global, masalah migrasi, perlawanan terhadap kemiskinan, pencegahan penyebaran senjata-senjata pemusnah massal, dan perlawanan internasional terhadap terorisme. "Saya mendorong Vietnam menjadi mitra terpenting bagi Uni Eropa di dalam menangani babak baru dari tantangan global yang bermunculan," ujarnya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007