Surabaya (ANTARA News) - Anna Maria, isteri aktor Roy Marten, mengaku telah menjewer telinga suaminya, karena dirinya bertemu kembali dengan sang suami di kantor kepolisian lantaran kasus narkoba, padahal Roy sebelumnya mengaku telah sembuh. "Mas Roy memang harus dijewer," katanya saat membesuk suaminya di lantai 5 gedung Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Kepolisian Wilayah Kota Besar (Polwiltabes) Surabaya, Senin sore. Pasangan suami-isteri itu akhirnya mengadakan pertemuan tertutup di ruang Kepala Unit (Kanit Idik) III Reserse Narkoba (Reskoba) Polwiltabes Surabaya setelah dua pekan silam tak bersua, karena Roy Marten diringkus polisi pada 13 November 2007 dengan dugaan ikut "pesta" narkotika dan bahan obat berbahaya (narkoba) jenis shabu-shabu. Sebelum naik ke lantai 5, Anna yang mengenakan sweater tipis warna merah marun dan berkaca mata hitam, sempat menemui Kapolwiltabes Surabaya, Kombes Pol Anang Iskandar, di ruang kerjannya selama 15 menit. Didampingi kuasa hukum suaminya, Budi Sampurno SH, Anna mengakui, tidak menyangka jika suaminya masih menjadi pemakai narkoba. "Perilaku mas Roy sejak keluar dari Lembaga Pemasyarakatan Cipinang setahun lalu sebenarnya sudah mulai membaik. Dia jarang keluar rumah," katanya. Bahkan, kata ibunda Gading Marten itu, suaminya rajin berolahraga selama di rumah, khususnya tenis meja. "Karena itu, hati saya sedih harus bertemu lagi dengan suami saya di tempat seperti ini," katanya, sembari menahan isak tangis. Menurut dia, perilaku Roy Marten yang masih memiliki ketergantungan pada shabu-shabu secara diam-diam itu telah mengkhianati keluarganya yang selama ini percaya bahwa Roy telah sembuh. "Karena itu, sesuai permintaan penggemar dan teman, saya harus menjewer mas Roy," kata Anna yang kini mencoba bertahan hidup dengan membuka usaha Factory Outlet (FO) di Jakarta. Selain itu, Anna yang juga berencana membuka usaha di Bali, menyatakan bahwa dirinya akan tinggal di Surabaya untuk secara berkala mendampingi suaminya hingga pekan depan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007