Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memberikan pekerjaan kepada istri almarhum Hariono, petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) bagian ketertiban yang meninggal setelah menjalankan tugas di TPS 45, Kelurahan Kandangan, Kecamatan Benowo, Kota Surabaya, Jatim.
"Saya mencoba membantulah, mengurangi beban keluarga ini," kata Wali Kota Risma seusai takziah di kediaman almarhum Hariono Jalan Jugruk Rejosari III/10, Kelurahan Kandangan, Kecamatan Benowo, Sabtu.
Risma dan jajarannya disambut hangat oleh pihak keluarga saat berkunjung di kediaman almarhum Hariono. Saat itu, wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu menyampaikan belasungkawa dan memberikan bantuan kepada keluarga almarhum.
Selain itu, Risma juga memastikan bahwa Pemkot Surabaya siap membantu pendidikan anak almarhum. Bahkan, istri almarhum Hariono, Mukholifah, sempat meminta pekerjaan kepada Wali Kota Risma. Pekerjaan yang dimintanya itu diharapkan yang dekat dengan rumahnya.
Mendapati hal itu, Risma langsung menghubungi Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita. Risma meminta Febria untuk memberikan pekerjaan kepada Mukholifah di Puskesmas Pembantu Kandangan. Hari Senin (29/4) depan, Mukholifah akan dipanggil dan apabila sudah siap bekerja, mulai 1 Mei akan bekerja di Puskesmas Pembantu Kandangan.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma juga berharap ada evaluasi tentang sistem penyelenggaraan pemilu serentak tahun ini. Sebab, apabila sistemnya masih sama seperti pemilu 2019 ini, maka banyak petugas TPS yang kelelahan.
"Mungkin ada evaluasi, karena melelahkan memang kalau sistemnya masih seperti kemarin. Petugas TPS juga berat," katanya.
Sementara itu, istri almarhum Hariono, Mukholifah, menyampaikan terima kasih banyak atas bantuan yang diberikan oleh Wali Kota Risma dan jajaran Pemkot Surabaya. Menurutnya, memang yang paling penting adalah pendidikan kedua anaknya dan juga kebutuhan tentang pekerjaan.
"Alhamdulillah katanya Bu Risma mau dibantu pendidikan anak dan juga dikasik pekerjaan. Saya sangat bersyukur," kata Mukholifah.
Mukholifah kemudian menceritakan kronologi meninggalnya sang suami. Ia menjelaskan bahwa almarhum Hariono mengalami kelelahan saat bertugas menjaga TPS 45 sampai dengan Kamis (18/4) pukul 08.00 WIB.
Setelah pulang ke rumah, Hariono mengeluh kepada istrinya seluruh badannya terasa capek karena tidak duduk atau istirahat selama berjam-jam di TPS. Almarhum yang merasa kelelahan, seketika tidur di rumah hingga malam hari. Keesokan harinya, almarhum badannya terasa sakit, kemudian dibawa ke dokter praktik oleh keluarganya.
"Kemudian pada hari Minggu-Senin, kondisinya semakin drop dan akhirnya pada hari Senin (22/4) sekitar pukul 14. 30 WIB, almarhum meninggal dunia di rumah," katanya.
Diketahui sudah tiga hari berturut-turut Wali Kota Risma bersama jajarannya keliling mengunjungi rumah keluarga petugas KKPS yang meninggal.
Adapun empat orang petugas KPPS di Surabaya meninggal dunia diduga kelelahan usai menjalankan tugas yakni Sunaryo (58), Ketua KPPS TPS 13 Kelurahan Kapas Madya Baru Kecamatan Tambak Sari, Thomy Heru Siswantoro anggota KPPS TPS 19 Kelurahan Pacar Keling Kecamatan Tambak Sari, Badrul Munir anggota KPPS 19 Kelurahan Kedung Baruk Kecamatan Rungkut, dan Hariono (36) Linmas TPS 45 Kelurahan Kandangan Kecamatan Benowo.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019