Surabaya (ANTARA News) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH A. Hasyim Muzadi, menilai bahwa terpilihnya Kevin Rudd sebagai Perdana Menteri (PM) Terpilih Australia akan dapat memperbaiki pandangan Australia terhadap Islam di Indonesia. "Sekalipun tidak besar tetap ada pengaruhnya, karena Partai Buruh yang merupakan asal Rudd merupakan partai yang pernah menolak Australia mengirim pasukan ke Irak," katanya kepada ANTARA News per-telepon dari Surabaya, Senin. Ia mengemukakan hal itu menanggapi hubungan Australia dengan umat Islam di Indonesia setelah John Howard (Partai Liberal) yang sempat menuduh Indonesia sebagai "sarang teroris" itu kalah dari Kevin Rudd (Partai Buruh Australia/ALP). Howard yang merupakan politisi senior (68) dan menjadi perdana menteri ke-25 Australia selama lebih dari 11 tahun itu kalah dalam Pemilu Federal yang diikuti 13,6 juta pemilih pada 24 November 2007. Menurut Hasyim Muzadi, yang beberapa kali mengunjungi Australia itu, Partai Liberal di Australia memang konservatif terhadap Islam, sedangkan Partai Buruh lebih fleksibel. "Jadi, Rudd akan lebih fleksibel dalam memandang Islam di Indonesia, tapi kita harus mampu mengelola pandangan yang ada dengan menjalin kerjasama lebih baik dan jangan sampai melakukan kesalahan," katanya. Tentang tuduhan "sarang teroris" kepada Indonesia, pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam, Malang itu mengatakan hal itu tidak dapat dihilangkan secara cepat. "Tapi, hal itu dapat dihilangkan secara perlahan-lahan," kata mantan Calon Wakil Presiden (Cawapres) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 2004 itu. Presiden Konferensi Dunia Agama-agama untuk Perdamaian (WCRP) tersebut mengatakan, kekerasan bukan identik dengan agama dan agama sama sekali tidak memerintahkan kekerasan. "Tapi, penyalahgunaan orang yang beragama terhadap agama itulah yang menyebabkan malapetaka, karena itu saya tidak percaya ada konflik agama, kecuali konflik kepentingan politik yang menggunakan agama dan umat beragama," katanya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007