Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla meminta bank-bank "plat merah" (bank pemerintah) ikut mendanai pembangunan Rumah Sangat Sederhana (RSS), yang ditargetkan 270 ribu unit per tahun.
"Selama ini kan baru BTN yang membiayai KPR, bapak Wapres minta agar bank-bank 'plat merah' mulai ikut mendanai pembangunan RSS," kata Ketua Asosiasi Pengembangan Perumahan dan Perumahan Seluruh Indonesia (Apersi) Fuad Zakaria di Jakarta, Senin.
Ditemui usai diterima Wapres Jusuf Kalla, ia mengatakan, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) pemerintah mentargetkan pembangunan 270 ribu unit RSS per tahun, sedangkan kemampuan pengembang baru 100 ribu unit per tahun karena keterbatasan dana.
"Itu berarti ada kekurangan sekitar 170 ribu unit setiap tahun. Jadi, untuk mendorong pembangunan RSS perlu ada dukungan dari bank-bank 'plat merah'," ujar Fuad menegaskan.
Selain itu, Apersi meminta pemerintah untuk menaikkan subsidi RSS. Tahun 2007, pemerintah menyalurkan subsidi sekitar Rp300 miliar bagi pembangunan 80 ribu RSS, dan ditargetkan hingga akhir tahun terbangun 100 ribu unit," katanya.
Fuad menambahkan, sebenarnya pihak perbankan sudah dapat memberikan kredit perumahan kepada pengembangan, setelah pembebasan lahan selesai.
"Selama ini, bank baru mengucurkan kreditnya setelah pembangunan RSS mencapai 80 persen. Padahal, jika kredit dapat diturunkan setelah proses pembebasan lahan, maka bisa memacu peningkatan pembangunan RSS," tuturnya.
BTN, tambah Fuad, yang selama ini membiayai KPR juga terbatas dananya. "Jadi, kalau bank plat merah ikut dalam KPR maka target pembangunan 270 ribu unit RSS akan tercapai," katanya.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007