Jakarta (ANTARA News) - Indonesia meminta Ekuador sebagai salah satu negara yang juga memiliki hutan hujan tropis berperanserta dalam penyelenggaraan Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) yang akan diselenggarakan di Bali pada Desember 2007. "Saya mengundang beliau berpartisipasi di UNFCCC, agar Indonesia dan Ekuador ikut melakukan negosiasi sehingga kerjasama global menghadapi perubahan iklim berjalan secara adil dan tepat," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, saat menerima kunjungan kenegaraan Presiden Ekuador, Rafarel Vicente Correa Delgado. Menurut Presiden, ada persamaan antara Ekuador dan Indonesia berkaitan dengan lingkungan hidupnya. "Indonesia dan Ekuador adalah negara yang memproduksi minyak atau `oil producing countries`, dan kedua negara juga memiliki hutan hujan tropis yang merupakan paru-paru dunia yang bisa menyerap karbon untuk lingkungan yang lebih sehat," kata Presiden Yudhoyono. Untuk itu, kata Kepala Negara, perlu menyatukan suara, agar ada pengaturan yang adil dalam upaya menyelamatkan bumi. Menanggapi pernyataan Presiden Yudhoyono tersebut, Presiden Rafael menyambut baik undangan untuk berpartisipasi dalam konferensi yang akan diikuti lebih dari 150 negara itu. "Adalah logika yang salah bahwa negara-negara maju tidak mau membayar kompensasi atas polusi yang diserap hutan hujan tropis," katanya. Ia mengatakan, sangat penting menjalankan prinsip keadilan dalam menjaga lingkungan dengan memberikan kompensasi bagi negara-negara yang memberikan "enviromental goods" (menciptakan lingkungan yang baik).Pada kesempatan itu, Presiden Rafael juga menyatakan rasa senang berkunjung ke Indonesia untuk yang pertama kali. "Ekuador sudah membuka kedutaan di Indonesia pada bulan Oktober 2004 untuk mempererat kerjasama di berbagai bidang antara kedua negara," kata Presiden Rafael. Ia mengatakan, hubungan antara Ekuador dan Indonesia sangatlah penting. Menurut Presiden Yudhoyono, kunjungan kenegaraan Presiden Rafael ke Indonesia merupakan kunjungan yang pertama kalinya dilakukan oleh Presiden Ekuador. "Hari ini kita mendapat kehormatan menerima kunjungan kenegaraan Presiden Ekuador ke Indonesia atas undangan saya. Ini merupakan tonggak baru bagi hubungan dan kerjasama bagi kedua negara, setelah pembicaraan melalui telepon bulan April tahun ini, yang intinya semangat dan keinginan kami berdua untuk meningkatkan kerjasama di antara kedua negara," kata Presiden Yudhoyono. Indonesia, menurut Presiden Yudhoyono, juga akan segera membuka kantor Kedutaan Besar Indonesia di Quito, ibukota Ekuador. "Sekarang masih dalam tahap persiapan akhir. Diharapkan dengan pembukaan perwakilan Indonesia di Ekuador maka semua agenda kerjasama kedua negara dapat diimplementasikan dengan baik," demikian Presiden Yudhoyono. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007