Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, pemerintah Indonesia dan Ekuador sepakat lebih mengintensifkan kerjasama ekonomi guna meningkatkan nilai perdagangan secara bilateral yang baru mencapai sekira 51 juta dolar Amerika Serikat (AS) pada 2007. Hal itu diungkapkan Presiden Yudhoyono di Istana Merdeka, Senin, saat memberikan keterangan pers bersama dalam rangkaian kunjungan kenegaraan Presiden Republik Ekuador, Rafael Vicente Correa Delgado, di Indonesia. Usai melakukan pertemuan yang didampingi masing-masing delegasi, Presiden Yudhoyono menjelaskan, hubungan kedua negara cukup baik dan potensial untuk dikembangkan lebih lanjut. Nilai perdagangan pada 2004 mencapai 24 juta dolar AS, atau meningkat lebih dua kali lipat pada 2006 menjadi 51 juta dolar. "Presiden Ekuador dan saya setuju diintensifkan seperti kerjasama migas, pariwisata dan sepakat menjajaki kerjasama di bidang perikanan, pertanian, telekomunikasi," katanya. Pada kesempatan itu, Presiden Yudhoyono menginformasikan, pemerintah akan membuka kantor Kedutaan Besar Indonesia untuk Republik Ekuador guna meningkatkan hubungan diplomatik kedua negara sekaligus mempercepat implementasi kerjasama bilateral. Menurut Presiden Yudhoyono, Indonesia sedang melakukan persiapan pembukaan kedutaan Indonesia di Quito ibukota Ekuador. "Dengan pembukaan kantor kedutaan diharapkan semua agenda kerjasama dapat diimplementasikan dengan baik," kata Presiden. Pada kesempatan itu, Presiden Yudhoyono dan Presiden Rafael menyaksikan langsung penandatanganan kerjasama di bidang energi antara PT Pertamina dan Petro Equador. Pertamina dipercaya mengembangkan tiga blok sumur migas di Ekuador senilai 50 juta dolar AS selama tiga tahun sejak 2008, sedangkan kerjasama di bidang kebudayaan dan pariwisata disepakati pemberian bebas visa untuk kunjungan singkat bagi wisatawan ke dua negara. Menurut Kepala Negara, di bidang energi, Indonesia dan Ekuador memiliki kepentingan untuk mempertahankan produksi minyak."Ada penurunan produksi, itu tidak bisa dielakkan. Namun ada teknologi yang dapat dimanfaatkan terutama dalam kerjasama ekploitasi dan eksplorasi produksi migas," kata Presiden Yudhoyono. Antara kedua pihak diharapkan ada percepatan implementasi kerjasama dengan hasil yang menguntungkan kedua pihak. Menurut Presiden Ekuador, pihaknya menyambut baik rencana Indonesia tersebut sebagai langkah meningkatkan bukan saja di bidang politik, ekonomi dan sosial budaya. "Kerjasama ini sangat penting dan menguntungkan bagi Ekuador, karena Indonesia merupakan salah satu negara berpengaruh di ASEAN dan juga menjadi bagian dari negara-negara Asia Pasifik," katanya. Untuk lebih mempererat hubungan diplomatik, pada kesempatan itu Presiden Rafael juga menyampaikan undangan kepada Presiden Yudhoyono ke Ekuador dalam rangkaian kunjungan kenegaraan sekaligus mengidentifikasi peluang-peluang kerjasama di bidang ekonomi. Presiden Yudhoyono pada kesempatan itu didampingi sejumlah menteri antara lain Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Widodo AS, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menko Perekonomian Boediono, Mensesneg Hatta Rajasa, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro, serta Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu. Sedangkan, Presiden Ekuador didampingi antara lain, Menteri Luar Negeri Rafael Paredes Proano, Menteri Pertambangan dan Energi Galo Chiriboga Zambarano. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007