Lebak (ANTARA) - Masyarakat yang tinggal di kawasan hak tanah ulayat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, merayakan ngalaksa atau lebaran yang dipusatkan di kediaman rumah Dangka sebagai tetua adat di Kampung Cibengkung Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar, pada Minggu (28/4) .
"Kami hari ini merasa senang dan bahagia harus kembali ke kampung untuk merayakan lebaran," kata Santa (45), seorang warga Badui saat ditemui di Stasiun Rangkasbitung setelah menempuh perjalanan dari Jakarta, Sabtu (27/4).
Sebetulnya, kata dia, dirinya tidak kembali ke kampung halaman karena berjualan madu hutan di Jakarta dan sekitarnya belum laku semua. Saat ini, madu hutan menyisakan dua botol lagi dan belum terjual dengan harga Rp200 ribu.
Namun, hari Minggu besok merayakan tradisi ngalaksa di kediaman Dangka tetua adat Kampung Cibengkung. Perayaan ngalaksa itu dirayakan setelah warga Badui menjalani kawalu selama tiga bulan.
"Kami bersama keluarga merasa bahagia dapat merayakan hari ngalaksa," katanya.
Menurut dia, perayaan ngalaksa itu warga Badui dari luar kampung memberikan sedekah beras kepada tetua sebagai pemuka adat. Kemungkinan perayaan tradisi ngalaksa itu pada ajaran Islam sama dengan mengeluarkan zakat fitrah berupa beras.
Masyarakat Badui melaksanakan perayaan tradisi ngalaksa selama sepekan ke depan dengan cara bergantian. Saat ini, perayaan tradisi ngalaksa di rumah tetua adat Kampung Cibengkung dan mereka didatangi warga Badui yang tinggal di kampung Cipiit, Cibungur, Cipaler, Cikadu dan Gajeboh.
Ia mengatakan, perayaan tradisi adat ngalaksa itu nantinya warga luar kampung yang memberikan beras akan menerima bingkisan yang terbuat dari tepung beras hingga menjadi makanan ngalaksa dari keluarga Dangka.
Pemberian bingkisan itu setelah ditabuh ketongan lesung sebagai tanda berakhirnya perayaan ngalaksa selesai pada pukul 16.00 WIB.
Namun, pemberian makanan itu sebagai simbol untuk saling membantu antar saudara atau tetangga. "Kami sebagai warga Badui itu hingga kini tetap membudayakan hidup saling gotong royong juga bersatu agar menjalin kehidupan damai," katanya menjelaskan.
Santa menyebutkan, perayaan ngalaksa itu salah satu mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas diberikan rezeki dengan kesuburan bercocok tanam berladang huma.
Masyarakat Badui setelah merayakan hari raya ngalaksa dan dilanjutkan melakukan tradisi Seba dengan mengunjungi kepala pemerintahan yakni Bupati dan Gubernur Banten dengan membawa hasil pertanian.
Masyarakat Badui sehari sebelum melaksanakan Seba terlebih dahulu berkumpul di kediaman rumah Kepala Desa Kanekes Saija. "Kami wajib melaksanakan Seba karena bentuk silatuhrahmi dengan aparat pemerintah," katanya menjelaskan.
Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Saija mengatakan pelaksanaan tradisi Seba jatuh hari Sabtu,4/4 dan dihadiri ribuan masyarakat Badui.
"Kami berharap Seba ke kediaman Bupati Lebak Iti Octavia dan Gubernur Banten Wahidin Halim berjalan lancar," katanya.
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019