Pelatihan yang pesertanya merupakan mahasiswa kehutanan anggota Sylva Indonesia ini, diantara tujuannya adalah untuk menjadikan Sylva Indonesia sebagai pusat terpercaya dalam pengembangan sumberdaya mahasiswa kehutanan Indonesia,
Samarinda (ANTARA) - Sekitar 300 mahasiswa dari 40 universitas/perguruan tinggi di Indonesia masih antusias mengikuti kegiatan untuk mencetak insan berjiwa rimbawan dan memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan, melalui “Pelatihan Mahasiswa Kehutanan Indonesia 2019”.
"Sekarang sudah memasuki hari ketiga pelatihan. Kegiatan ini digelar selama lima hari pada 25 hingga 29 April 2019 dengan lokasi pelatihan di Kota Samarinda dan Kabupaten Kutai Kartanegara," ujar Steering Committee (Panitia Pengarah) Pelatihan, Fitriyani Sinaga di Samarinda, Sabtu.
Dalam giat ini, Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda sebagai unit pelaksanaan tugas kegiatan Sylva Indonesia, Ikatan Mahasiswa Kehutanan Indonesia.
Sylva Indonesia mempunyai tujuh program nasional yang tiap tahun dilaksanakan kegiatannya, salah satunya adalah Pelatihan Mahasiswa Kehutanan Indonesia (PMKI) yang digelar saat ini.
Pelatihan yang pesertanya merupakan mahasiswa kehutanan anggota Sylva Indonesia ini, diantara tujuannya adalah untuk menjadikan Sylva Indonesia sebagai pusat terpercaya dalam pengembangan sumberdaya mahasiswa kehutanan Indonesia.
Tujuan lainnya adalah untuk meningkatkan sumberdaya mahasiswa kehutanan ke arah teknik riset akademis, bidang pergerakan mahasiswa kehutanan dan bidang sainstis ilmu kehutanan, pengelolaan hutan yang lestari, adil dan demokratif.
Kegiatan ini dilakukan juga ingin membentuk mahasiswa kehutanan sebagai kader Sylva Indonesia yang profesional, berjiwa rimbawan, peduli terhadap lingkungan sekitar, mampu mengimplementasikan diri dan turut berkontribusi dalam dinamika kehutanan.
Sebanyak 43 Pengurus Cabang Sylva Indonesia (PCSI) yang mengirimkan delegasinya dalam pelatihan ini antara lain PCSI STIK Aceh, Unri Riau, Unib Bengkulu, IPB Bogor, Unwim Bandung, UMM Malang, Unlam Banjarmasin, Unpar Palangkaraya, Universitas Kapuas, Untad Palu, Universitas Papua, Unhas Makassar, dan PCSI Unanda Palopo.
Menurut Fitriyani, di Indonesia tiap tahun mengalami laju kerusakan hutan mencapai 2 juta hektare per tahun. Kemudian sebanyak 187,2 juta ton sampah plastik mencemari laut kawasan perairan Indonesia.
Khusus di Provinsi Kalimantan Timur, berdasarkan data Forest Watch Indonesia (FWI) selama sembilan tahun (2000 samapi 2009), hutan Kalimantan Timur mengalami deforestasi seluas 1.81.858.297,62 hektae dengan laju defrestrasi 185.829,76 hektare.
"Tahun 2009 hingga 2017 pun terus terjadi deforestasi dan tingginya pencemaran lingkungan. Bahkan tahun 2018 Teluk Balikpapan tercemar akibat tumpahan minyak. Nah, adanya pelatihan ini tentu ingin mencetak mahasiswa menjadi agen perubahan dalam kelestarian hutan, lingkungan, dan memperbaiki kerusakannya," jelas gadis yang akrab disapa Naga ini.
Pewarta: M.Ghofar
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019