Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin sore, merosot mendekati level Rp9.400 per dolar AS karena pelaku membeli dolar AS, meski khawatir dengan pertumbuhan ekonomi AS yang melambat.
Nilai tukar rupiah merosot menjadi pada Rp9.383/9.393 per dolar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu yang mencapai Rp9.355/9.365 per dolar AS atau melemah 28 poin.
Analis Valas PT Bank Niaga, Noel Chandra di Jakarta mengatakan, pelaku lokal memburu dolar AS menjelang bank sentral AS kembali menurunkan suku bunga Fedfund untuk mendorong pertumbuhan ekonominya.
The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunganya lagi pada akhir bulan ini antara 25 basis poin hingga 50 basis poin, katanya.
Menurut dia, apabila The Fed jadi menurunkan suku bunganya, diperkirakan rupiah akan mendapat dukungan positif pasar sehingga harganya akan bergerak naik, karena pelaku pasar melakukan pembelian dolar AS sebelumnya.
"Kami memperkirakan kenaikan dolar AS itu hanya sementara, karena Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan kembali masuk pasar untuk menahan tekanan negatif tersebut," katanya.
BI masuk ke pasar untuk menahan gejolak rupiah agar tidak melewati angka batas psikologis Rp9.400 per dolar AS, ujarnya.
Menurut dia, kekhawatiran atas ekonomi AS yang melambat, seharusnya membuat rupiah menguat, apalagi mata uangnya cenderung melemah terhadap semua mata uang Asia.
Bahkan dolar AS terhadap euro melemah yang sempat mencapai level 1,49 karena aktifnya pelaku asing membeli euro ketimbang dolar AS, katanya.
Sementara itu dolar AS terhadap yen menguat menjadi 108,54 atau naik 0,2 persen dan euro stabil pada 1,4836.
Dolar AS sebelumnya sempat merosot terhadap yen hingga mencapai 107,55 atau telah turun sebesar enam persen, katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007