"Tidak ada yang berlebihan kehadiran Said Iqbal bertemu Jokowi dan tidak akan mengubah sikapnya," kata Simanjuntak, di Kantor BPN Prabowo-Sandi, di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan kehadiran Iqbal di Istana Bogor bertemu Presiden Jokowi dalam kapasitasnya sebagai presiden KSPI. 1 Mei adalah Hari Buruh.
Menurut dia, sebagai salah pimpinan buruh, maka Iqbal harus datang karena kalau tidak datang bisa dianggap tidak sopan. "Teman-teman buruh dan Said Iqbal akan memperingati Hari Buruh tanggal 1 Mei jadi tidak sopan kalau tidak datang ketika diundang presiden," ujarnya.
Ia mengatakan kehadiran Iqbal jangan ditafsirkan macam-macam apalagi sampai "menggorengnya" hingga berlebihan.
Ia menilai tafsir politik yang bermacam-macam justru disampaikan TKN Jokowi-Ma'ruf, namun BPN Prabowo-Sandi melihatnya sebagai sesuatu yang biasa.
Selain itu, Simanjuntak juga mengomentari kehadiran Zulkifli Hasan bertemu Jokowi beberapa hari lalu dalam kapasitasnya sebagai ketua MPR.
"Beliau datang dalam kapasitasnya sebagai Ketua MPR RI menghadiri pelantikan gubernur Maluku, ramah tamah seperti biasa, tidak ada yang berlebihan. Yang berlebihan itu adalah tafsir politik yang menerjemahkannya macam-macam," katanya.
Sebelummya, Presiden Jokowi menerima sejumlah perwakilan serikat pekerja di Istana Bogor pada Jumat (26/4).
Presiden Jokowi menerima Iqbal bersama Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia, Andi Gani Nuwa Wea, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia, Mudhofir, Ketua Umum Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia, Ilhamsyah, Ketua Umum Sarikat Buruh Muslimin Indonesia, Syaiful, Presiden Konfederasi Serikat Nusantara, Muchtar Guntur, dan Ketua Komisi A DPRD DKI, Wiliam Yani.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019