Akibat peristiwa itu sedikitnya 253 orang tewas dan sekitar 500 orang lainnya terluka.
Sirisena mengatakan kepada wartawan bahwa sejumlah pemuda Sri Lanka terlibat dengan kelompok garis keras sejak 2013. Ia juga mengaku belum menerima informasi soal serangan susulan dari kepala kepolisian dan pertahanan.
Presiden menyalahkan pemerintahan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe atas melemahnya sistem intelijen, karena berfokus pada penuntutan sejumlah pejabat militer, yang diduga melakukan kejahatan perang selama perang saudara satu dekade dengan separatis Tamil.
Baca juga: Muslim Sri Lanka berdoa bersama untuk perdamaian
Baca juga: MUI minta peledakan bom di Sri Lanka tidak dikaitkan dengan agama
Sumber: Reuters
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019