Jakarta (ANTARA) - Petugas Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta diminta melakukan pengawasan 24 jam nonsetop pintu air Manggarai yang dilakukan secara bergiliran.
Perintah jaga ini seiring dengan hujan besar yang melanda daerah Bogor sehingga membuat status penanganan Sungai Ciliwung ditingkatkan menjadi Siaga II.
“Kalau sudah Siaga II, petugas berjaga bergantian selama 24 jam,” ujar Jafar Mukhlisin, Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup saat di temui ketika memantau kondisi air di pintu air Manggarai Jakarta Selatan, Jumat.
Gunungan sampah yang menyumbat pintu air manggarai mencapai 100 truk setiap harinya.
Petugas lingkungan hidup bekerja siang dan malam guna mencegah kenaikan volume air yang diakibatkan oleh sumbatan sampah di pintu air Manggarai.
“Upaya dari kami, ya, seperti ini, kami mengangkut sampah-sampah kiriman yang datang dari hulu, kami targetkan hari ini selesai,” ujar Mukhlis.
Jakarta bukan hanya menerima air saat musim hujan, melainkan juga sampah yang 80 persen merupakan sampah kali, seperti bambu dan kayu. Akan tetapi, sampah rumah tangga, seperti kasur, meja, kulkas, dan tabung gas juga masih banyak.
Mukhlis berharap bahwa masyarakat di hulu bisa lebih tertib lagi dalam membuang sampah karena ketidakpedulian mereka terhadap sampah bisa berdampak buruk bagi saudara-saudaranya di Jakarta.
Sosialisasi dan penyadaran warga hulu sudah dilakukan oleh pemerintah daerah setempat.
“Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah Bogor. Akan tetapi, ya, namanya juga manusia, hidup pasti menghasilkan sampah, dan masyarakat biasanya tidak mau ribet dalam membuang sampah,” ujar Mukhlis.
Dampak dari ketidakpedulian masyarakat akan pentingnya membuang sampah bisa dilihat dari banyaknya sampah yang menyumbat di pintu air Manggarai.
Mukhlis berharap semoga masyarakat bisa memiliki rasa kasihan karena dampak yang mereka perbuat bisa menimbulkan bencana banjir yang merugikan banyak orang.
Masyarakat bantaran Sungai Ciliwung, seperti Kampung Melayu, Bukit Duri, Manggarai sudah diimbau melalui RT, RW, Organisasi Masyarakat, masjid agar segera meninggalkan tempat tinggalnya dikhawatirkan dalam waktu 2 jam kemudian banjir besar bisa menimpa warga.
Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019