Ketua panitia penyelenggara turnamen Tony Soehartono di Jakarta, Jumat mengatakan jumlah pemain tersebut merupakan hasil saringan dari pendaftar yang menembus angka 1.238 pemain dari 14 negara.
"Jumlah pemain memang dibatasi berdasarkan peringkat. Untuk menentukan jumlah bukan kewenangan kami. Itu ada di federasi (PBSI) dan BWF," katanya.
Dari jumlah tersebut, kata dia, 60 persen diantaranya berasal dari Indonesia. Tidak hanya pemain dari klub, pemain usia muda yang saat ini menghuni pelatnas juga dipastikan turun pada kejuaraan satu level di bawah kejuaraan dunia junior itu.
Melihat pemain yang ada, Tony memprediksi pertandingan bakal berlangsung dengan ketat. Untuk itu sebagai penyelenggara pihaknya harus menyiapkan sarana prasarana yang memadai.
"Penjadwalan pertandingan harus jelas. Kami tidak ingin melebihi batas waktu yang ditetapkan. Pertandingan dimulai pukul 08.00 WIB hingga 10.00 WIB. Jangan seperti tahun lalu yang tuntas pukul 02.00 WIB. Pemain butuh recovery. Makanya kami melakukan batasan," katanya menambahkan.
Sementara itu Kepala Bidang Peningkatan Prestasi PP PBSI Susi Susanti mengaku sangat senang dengan turnamen usia muda mengingat di seluruh dunia jarang digelar jika dibandingkan dengan senior.
"Kami sangat terbantu dengan turnamen ini karena bisa kami gunakan untuk memantau perkembangan pemain muda. Apalagi kejuaraan ini levelnya internasional," katanya saat dikonfirmasi.
Menurut dia, pada turnamen ini pemain Indonesia diharapkan mampu meraih hasil terbaik mengingat banyak pemain junior Indonesia yang memiliki peringkat dunia yang cukup tinggi baik dari ganda putra maupun ganda campuran.
Pada turnamen yang sama pada 2018, pemain Indonesia mampu menjadi yang terbaik pada kategori U-17 dari nomor ganda campuran, ganda putra dan tunggal putri. Untuk U-15 sukses menjadi yang terbaik pada tunggal putri dan ganda putri.
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2019