Padang (ANTARA) - Mayoritas aparatur sipil negara (ASN) yang bekerja di Kantor Gubernur Sumatera Barat tetap melanjutkan aktivitas mereka meskipun sirene peringatan tsunami telah meraung-raung dan para petugas mengarahkan mereka untuk melakukan evakuasi mandiri ke tempat perlindungan di lantai empat gedung saat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat melaksanakan simulasi evakuasi bencana, Jumat (26/4).
Dalam simulasi evakuasi mandiri yang dilaksanakan untuk memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) itu, hanya satu-dua pegawai yang mengikuti arahan petugas untuk melakukan evakuasi mandiri ke lantai empat kantor gubernur yang biasa disebut "rumah bagonjong".
Ratusan pegawai lainnya memilih tidak ikut serta. Beberapa orang yang sedang berada di luar kantor pun tidak mengikutinya. Padahal seluruh pegawai instansi pemerintah maupun non-pemerintah ditargetkan mengikuti simulasi evakuasi mandiri itu dengan kemauan sendiri.
Sosialisasi dan pengumuman mengenai rencana pelaksanaan simulasi itu juga sudah dipasang di banyak tempat. Petugas juga sudah menyampaikan pengumuman mengenai pelaksanaan simulasi melalui pengeras suara menjelang pukul 10.00 WIB.
Kepala Pelaksana BPBD Sumatera Barat Erman mengaku tidak mengerti mengapa para pegawai negeri kebanyakan tidak ambil bagian dalam kegiatan simulasi evakuasi mandiri meski informasi mengenai pelaksanaannya sudah disampaikan.
Karena banyak pegawai pemerintah yang tidak berpartisipasi dalam simulasi, kegiatan itu akhirnya hanya diikuti oleh ratusan siswa SMA se-Kota Padang dan personel TNI/Polri yang diundang untuk mengikuti simulasi evakuasi mandiri.
Simulasi penanganan dampak bencana itu dimulai tepat pukul 10.00 WIB. Sirene pertanda adanya gempa dibunyikan. Lima menit setelahnya sirene tsunami meraung-raung.
Evakuasi mulai berlangsung sekitar pukul 10.15 WIB atau lima belas menit setelah sirene pertama dibunyikan. Ratusan peserta evakuasi mulai digiring dari kantor BPBD Sumatera Barat ke tempat berlindung di lantai empat gedung kantor gubernur yang berada di sebelahnya.
Beberapa peserta simulasi meneriakkan tsunami sehingga evakuasi itu terlihat cukup meyakinkan. Namun semua kesibukan itu ternyata tidak bisa menggugah pegawai kantor gubernur untuk berpartisipasi. Saat simulasi bencana tahun 2017 para pegawai kantor gubernur juga tidak banyak yang mengikutinya.
Meski para pegawai kantor gubernur banyak yang tidak berpartisipasi, Erman tetap bersyukur karena para pelajar dan aparat yang diundang mengikuti simulasi dengan baik selama 30 menit sejak sirine dibunyikan pukul 10.00 WIB.
Erman menilai catatan waktu itu sudah cukup baik karena "masa emas" untuk evakuasi ketika terjadi bencana tsunami adalah 20-40 menit setelah gempa.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit meminta warga mewaspadai potensi terjadinya bencana. Ia menekankan pentingnya evakuasi mandiri saat terjadi gempa.
"Asal gempa besar lebih dari 20 detik, segera evakuasi. Jangan tunggu aba-aba atau sirene tsunami. Cari shelter (tempat berlindung) terdekat," ujarnya.
Baca juga: Semua kabupaten di NTT gelar simulasi menghadapi bencana
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019