Surabaya (ANTARA News)- Kekalahan John Howard atas pimpinan Partai Buruh Australia, Kevin Rudd dalam Pemilu Federal 2007, menumbuhkan asa praktisi dan pebisnis pariwisata di Bali yang berharap PM Australia ke-26 tersebut, "mencabut" peringatan bepergian (travel warning) terhadap Indonesia. Keyakinan tersebut dikemukakan praktisi dan pebisnis pariwisata di Pulau Dewata, IB Surakusuma dan Bagus Sudibya yang dihubungi ANTARA News dari Surabaya, Sabtu malam. Surakusuma yang karib disapa Lolec yang juga Ketua INCCA (asosiasi MICE) Bali ini menyatakan, Howard terlalu lama berkuasa (11 tahun), dimana kebijakannya lebih cenderung ke urusan politik, sehingga dalam hubungan dengan Indonesia, selalu dijadikan komoditi politik. Sementara Partai Buruh, lebih "menjauhi" urusan politik dalam percaturan hubungan internasionalnya. "Jadi saya sangat menaruh asa, dengan berkuasanya kembali Partai Buruh, akan lebih banyak orang Australia melancong ke Bali. Pasalnya, turis Australia ke Bali selama ini yang rata-rata 200 ribuan setiap tahunnya, kebanyakan dari kalangan `menengah-bawah`," katanya berharap. Menurut dia, Partai Buruh lebih merakyat, sementara partai Howard (Liberal-Nasional) lebih "Borjuis" cenderung ke kalangan atas. Karena itu, wisman asal Australia yang ke Bali dari kalangan atas sedikit, seperti turis MICE (meeting, intensive, convenrence and exhibition). Lolec yang saat dihubungi sedangan berada di Londong menyatakan, pemerintah Inggris sudah mencabut peringatannya terhadap Indonesia, sehingga dalam waktu dekat ini akan banyak wisman asal Inggris melancong ke Indonesia, khususnya Pulau Dewata. Kini sudah banyak "Travel agent" (BPW) Inggris bertraksaksi dengan mitranya dari Indonesia. "Tentunya, dengan perubahan politik Inggris yang positif terhadap Indonesia ini, akan segera diikuti oleh Australia di bawah pemerintahan Partai Buruh," kara pemilik BPW biro perjalanan wisata) khusus "MICE" dan beberapa villa wisata di Bali ini. Sementara Bagus Sudibya yang juga mantan Ketua Asita dan BTB (Bali Tourism Board) mengemukakan bahwa sejarah mencatat, selama Australia pimpinannya dipegang oleh Partai Buruh, hubungan kedua negara (RI-Australia) sangat kondusif, terutama menyangkut sosial, budaya dan ekonomi. "Kalau selama Howard menjabat, hubungan dengan kita (Indonesia) lebih banyak yang dipolitisasi. Howard lebih `merasa` dekat dengan Eropa dan AS, sementara Partai Buruh lebih melirik ke Asia, kedekatan geografis," kata pria pemilik BPW dan beberapa resort "wah" di Bali dan Papua ini.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007