Tokyo (ANTARA News) - Pemerintah Jepang berencana menurunkan tarif tol hingga 10 persen mulai tahun anggaran 2008, terutama di beberapa ruas jalan, dengan menyiapkan anggaran hingga 300 miliar yen (sekitar Rp24 triliun) setiap tahunnya. Kementerian transportasi Jepang melakukan hal itu guna mengimbangi rencana kenaikan pajak BBM dan peningkatan pajak pendaftaran kendaraan serta pajak restribusi khusus di sektor jalan raya lainnya, demikian dilaporkan The Asahi Shimbun di Tokyo, Sabtu. Namun, rencana pemerintah yang akan mengalihkan kelebihan dari pendapatan pajak tersebut dapat memicu kontroversi, karena dipergunakan untuk sektor yang tidak memiliki kaitan. Sejauh ini pemerintah belum memutuskan ruas jalan tol mana yang akan dikurangi tarifnya. Penentuan ruas jalan nampaknya akan ditentukan oleh tingkat kemacetan yang dialaminya. Kriteria lainnya mungkin berdasarkan tarif yang selama ini dibebankan kepada kendaraan truk saat melintasi jalan-jalan sibuk. Sebelumya pengurangan juga sudah ditetapkan pada sejumlah sektor jalan sebagai proyek percontohan sejak Juni lalu, yakni di ruas tol Tokyo Bay Aqualine, yang menyatukan jalur ke Kawasaki, Kizaru di Provinsi Chiba. Bagi kendaraan yang menggunakan sistem Electronik Toll Collection (ETC), tarif tolnya sudah mengalami pengurangan dari 2.320 yen menjadi 1.500 yen terutama di jam-jam sibuk pada pagi dan sore hari guna mengurangi kemacetan di jalur-jalur cepat di tengah kota Tokyo. Beberapa wilayah di Jepang, tarif tol memang sudah mengalami penurunan untuk jam-jam sibuk, terutama pada 50 ruas jalur cepat, untuk menbgurangi beban kemacetan yang melanda areal tersebut Untuk membiayai pengurangan tarif tol, pemerintah berencana untuk mengambil alih sebagian obligasi di empat bekas perusahaan negara yang bergerak di layanan jalan tol. Perusahaan itu memiliki utang obligasi sebesar 40 triliun yen. Ketika perusahaan-perusahaan itu diprivatisasi pada Oktober 2005, utang mereka diambil alih oleh Japan Expressway dan pemerintah nampaknya berkeinginan membayar sebagian utang tersebut. Setiap tahunnya pemerintah pusat diperkirakan menerima 3,4 triliun yen dari pajak-pajak khusus di sektor jalan raya. Dari keuntungan itu sekitar 100 miliar yen hingga 300 miliar yen akan dipergunakan untuk membayar sebagian utang-utang tersebut.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007