“Inilah kedewasaan berdomokrasi dan kami sangat mengapresiasinya,” ujar ketua TKD Jatim Machfud Arifin kepada wartawan di Surabaya, Jumat.
Menurut dia, pengakuan tersebut merupakan teladan yang sangat baik kepada masyarakat dengan mengakui hasil pemilihan presiden yang berlangsung pada 17 April 2019.
Disinggung klaim BPP Prabowo-Sandi yang hanya mengakui kalah tipis di Jawa Timur, mantan Kapolda Jatim tersebut enggan memperdebatkannya, meski sesuai hitungan “real count” internalnya berkisar antara 65 persen dan 35 persen.
“Silakan mau dibilang tipis selisihnya atau tidak, yang jelas kami menghormatinya,” ucap pensiunan jenderal bintang dua tersebut.
Pihaknya juga mengajak seluruh pihak menunggu hasil penghitungan manual oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang saat ini sedang tahap proses.
“Mari sama-sama menunggu hingga penetapan resmi dari KPU, dan tidak bertindak di luar koridor konstitusi,” kata Machfud Arifin.
Pada Kamis (25/4), BPP Prabowo-Sandi di Jatim menggelar konferensi pers mengakui kalah tipis di wilayah setempat.
“Jangan tanya berapa persentasenya. Kami kalah tipis, tapi kalau terus memverifikasinya bisa menang,” kata Ketua BPP Prabowo-Sandi Jatim Soepriyatno.
BPP Prabowo-Sandi Jatim, kata dia, belum bisa mempersentasekan rekapitulasi suara versi “real count” dari kalangan internal, karena banyak formulir C-1 yang dikumpulkan para saksi di berbagai daerah kabupaten/kota belum sampai.
“Di beberapa tempat pemungutan suara di berbagai daerah wilayah Jatim masih dilakukan pemungutan suara ulang sehingga banyak data C-1 belum sampai,” katanya.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019