Jakarta (ANTARA News) - Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) akan mengelola sebuah gerai pusat informasi mengenai Indonesia yang diberi nama Paviliun Indonesia selama berlangsungnya KTT Perubahan Iklim di Bali, Desember mendatang. "Peran Depkominfo yang jelas kita diserahi tugas untuk mengelola paviliun Indonesia. Jadi di arena di Nusa Dua Bali, nanti ada yang namanya Paviliun Indonesia yang menyiapkan informasi apa saja tentang Indonesia," kata Menkominfo Muhammad Nuh di Serang, Banten, Sabtu. Nuh mengatakan pemerintah perlu membuat satu pusat informasi tentang Indonesia melihat banyaknya peserta dan wartawan internasional yang akan datang pada KTT Perubahan Iklim tersebut. "Karena banyak sekali yang akan datang. Ada 2.500 wartawan luar negeri dan tidak terhitung wartawan dalam negeri dan 10.000 peserta dari negara manapun sehingga kita harus pro aktif untuk menyiapkan diri memberikan informasi tentang Indonesia," lanjut Nuh. Dia mengatakan ada tiga hal utama yang akan disiapkan informasinya dalam Paviliun Indonesia yaitu tentang Demokratisasi, kebebasan pers dan Islam moderat. "Kita menyiapkan tiga hal yang menjadi kekuatan Indonesia yaitu demokratisasi, oleh karena itu kita akan menyampaikan negara ini dari aspek perjalanan negara kita sampai menjadi negara demokratis termasuk peristiwa dan kejadian hingga pilkada dari tingkat lurah, sampai presiden," kata Nuh. Paviliun Indonesia juga akan menunjukkan mengenai perjalanan kebebasan pers yang terjadi di Indonesia. "Yang ketiga Islam moderat. Dengan tren di dunia luar adanya ekstremitas, radikal dan macam-macam, tapi bila melihat Islam secara umum di Indonesia, Islam itu sangat moderat," kata Nuh. Selain itu, Paviliun Indonesia juga akan menyediakan informasi seputar lingkungan hidup dan isu-isu terkini tentang itu. Nuh mengatakan semua informasi tersebut akan disediakan dalam bentuk cetakan sampai dengan bentuk audio visual. "Mulai dari dokumen-dokumen cetak sampai dokumen dalam bentuk CD sampai kita lakukan talk show misalnya dengan tema Islam moderat," tambah Nuh.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007