Denpasar (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Bali menyinergikan layanan medis dengan layanan kesehatan tradisional dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Kesehatan Tradisional Dinas Kesehatan Provinsi Bali Iga Putri Mahadewi di Denpasar, Jumat, mengatakan layanan kesehatan tradisional lebih diarahkan untuk upaya promotif dan preventif ketimbang kuratif.
Layanan kesehatan tradisional menyasar warga yang sehat dan orang dengan sakit ringan seperti flu, batuk, kelelahan dan lain-lain yang masih bisa diobati sendiri tanpa harus ke dokter.
"Yang sehat tetap sehat dan bugar, yang sakit jadi sehat," kata Iga Putri.
Dia mengatakan tenaga kesehatan puskesmas seperti bidan atau perawat dibekali dengan teknik pengobatan tradisional seperti akupresur, pijat spa, dan ramuan kesehatan yang sudah terstandar.
"(Sebanyak) 120 Puskesmas di Bali semuanya sudah kita latih sesuai dengan modul yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan dan dilatih oleh trainer (pelatih) yang sudah direkomendasikan Kementerian Kesehatan dengan konsep asuhan mandiri dengan pijat akupresur dan ramuan," kata dia.
Ia menambahkan layanan kesehatan tradisional juga dapat dilakukan untuk upaya kuratif dalam kondisi tertentu, antara lain kalau pasien ingin mendapatkan pengobatan tradisional bersifat kuratif maka yang bersangkutan harus tetap menjalankan pengobatan secara medis dan mendapatkan persetujuan atau izin dari dokter yang menanganinya.
Metode pengobatan tradisional kuratif antara lain akupresur, akupuntur, dan penggunaan ramuan-ramuan.
Provinsi Bali tengah mengembangkan wisata kesehatan, salah satunya dengan mempromosikan layanan kesehatan tradisional seperti spa Bali, serta ramuan obat tradisional.
Baca juga:
Bali kembangkan potensi wisata kesehatan
Kemenpar-Kemenkes kembangkan wisata kesehatan
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019