Islamabad (ANTARA News) - Mantan perdana menteri di pengasingan Nawaz Sharif akan kembali ke Pakistan dari Arab Saudi Ahad, kata seorang pembantu tertingginya kepada AFP, dua bulan setelah dia berusaha mengakhiri deportasinya dalam beberapa jam. Kembalinya dia ke Pakistan akan mengubah dinamika politik di dalam pemerintah darurat Pakistan, di mana Presiden Pervez Musharraf - orang yang menggulingkan Sharif dalam kudeta tak berdarah 1999 - menjanjikan pemilihan umum 8 Januari. Seorang pejabat senior pada kantor pemerintah mengatakan, hal itu tidak akan menghalangi kepulangan Sharif pada saat ini. "Kami tidak punya rencana untuk menahannya," kata seorang pejabat kepada AFP. "Presiden mengatakan, dia adh dan kepala intelijen Saudi Pangeran Miqren bin Abdul Aziz juga hadir, kata media negara di sini melaporkan, tanpa penjelasan lebih lanjut. Isu kembalinya juga tercakup dalam agenda kapan Musharraf mengunjungi kerajaan pada awal pekan ini. Seorang pejabat Pakistan mengatakan, pada saat itu, penguasa militer mendesak agar Sharif masih tetap tinggal di pengasingan. Sementara itu pejabat senior partainya, pejabat sementara Presiden Makhdoom Javed Hashmi, mengatakan pihaknya telah menghubungi mantan Partai Rakyat Pakistan yang dipimpin mantan perdana menteri Benazir Bhutto untuk memutuskan apakah pihaknya memboikot pemilihan umum Januari depan. Hashmi mengatakan dia telah bertemu dengan dutabesar AS, Anne Patterson, di Islamabad, yang telah memberikan keyakinan kepadanya bahwa AS dan masyarakat internasional ingin status darurat negara dicabut secepat mungkin. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007