Oleh Bambang Dwi Marwoto
Palangkaraya (ANTARA News) - Salah seorang Jemaah Calon Haji (JCH) asal Kalimatan Tengah (Kalteng) mengaku sudah belasan tahun berniat untuk menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekah.
Perajin permata asal Desa Paringkan, Pangkalan Bun Kalteng, Achmad Samiji (65), ketika ditemui di Asrama Haji Donohudan, mengatakan, dirinya sangat bersyukur niatnya untuk pergi ke Tanah Suci akhirnya terkabul pada tahun ini.
"Ini semua atas jerih payah saya selama 16 tahun. Saya kumpulkan uang dari hasil sebagai perajin batu kecubung di Desa Paringkan, dan baru tahun ini Tuhan memberi izin untuk menunaikan ibadah haji," kata Samiji yang kelihatan kental logat Dayak-nya.
Samiji menceritakan, sejak dirinya masih mempunyai anak dua dua sudah punyai cita-cita untuk naik haji ke Tanah Suci, tetapi dia sempat tidak yakin mengingat pekerjaannya hanya sebagai seorang perajin kecil.
Perajin itu hasilnya tidak tentu, kadang-kadang dia mendapatkan uang hanya Rp25 ribu per hari, namun kalau lagi ramai pesanan, dia bisa menghasilan sekitar Rp200 ribu per hari.
Samiji yang juga seorang kakek enam cucu itu juga sempat frustrasi karena setelah mempunyai delapan anak beban hidupnya semakin bertambah. Anak itu masih tanggung jawab orang tua selama dia belum mampu hidup sendiri.
Namun, dirinya masih percaya bahwa Tuhan akan memberi jalan untuk keluarganya. Dia terus melakukan pekerjaan yang sudah digeluti selama puluhan tahun itu.
Pada tahun 2000, usahanya mengalami peningkatan. Selain itu, empat anaknya juga sudah berkeluarga sehingga bebannya semakin berkurang," katanya.
"Saya sudah bisa mulai menabung sedikit demi sedikit untuk memenuhi cita-cita," katanya.
Samiji mengaku, dirinya naik haji hanya sendiri, tidak ditemani salah satu keluarganya, misalnya istrinya. Samiji terdiam dan tidak mau mengaku ketika ditanyai tentang istrinya.
Untuk naik haji ini biayanya sangat besar, sedikitnya harus menyiapkan Rp35 juta, meskipun ONH hanya sekitar Rp27 juta.
Namun, dia bersama sejumlah calon haji lainnya sangat bersyukur karena diberikan batuan oleh Bupati Pangkalan Bun, berupa tiket pesawat dari Pangkalan Bun ke Semarang.
Sementara itu, Samiji bersama jemaah calon haji (JCH) lainnya asal Kalteng sebanyak 223 orang yang tergabung kelompok terbang (kloter) 11, diberangkat melalui Embarkasi Adisumarmo Solo, pada Rabu (21/11).
Sebelumnya, 223 orang JCH asal Kalteng itu diberangkatkan dari Bandara Iskandar Pangkalan Bun ke Badangar A. Yani Semarang secara bertahap mulai Jumat (16/11) hingga Selasa (20/11), karena terbatasnya pernerbangan di jalur tersebut.
"Kami berkumpul di Kota Solo bersama JCH lainya asal Kaltim, kemudian bersama-sama masuk ke Asrama Haji Donohudan," kata Samiji yang terdengar agak terbata-bata berbahasa Indonesia.
Menurut adat di kampungnya, kata Samiji, setiap calon haji yang mau berangkat menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci, mengumpulkan sanak-keluarga dan tetangganya untuk berpamitan dan mohon doa restu.
Selain itu, ada calon haji dari hulu ketika mereka akan berangkat dan keluar dari kampung dengan di antar sanak-saudara, dan tetangga mengiringi dengan puluhan perahu hingga sampai berkumpulnya para calon haji lainnya.
"Pengantar calon haji di kampung saya cukup meriah. Warga yang melaksanakan ibadah haji bagaikan prajurit yang akan maju perang," kata Samiji. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007