Serang (ANTARA) - Gubernur Banten Wahidin Halim megajak masyarakat di daerahnya untuk belajar dari kearifan masyarakat Baduy dalam menjaga norma, menjaga lingkungan, menjaga kaidah dan menjaga adat.
"Kita sebenarnya diajari hidup sama orang Baduy. Dia mah tentrem, gotong royong, tidak merusak alam, tidak pada ribut-ribut. Bukan kita pesen dia, tapi dia yang pesan ke kita," kata Gubernur Banten Wahidin Halim usai melakukan pertemuan dengan para penyuluh agama di Aula Bappeda Banten di Serang, Kamis.
Ia mengatakan, masyarkat baduy adalah masyarakat yang mampu menjaga adat dan norma yang harus dilidungi oleh pemerintah. Sebab, masyarkat adat baduy telah mengajarkan kepada masyarakat umum dalam menjaga kelestarian alam serta norma dan kaidah.
"Mereka hidup tenang, bahagia, tidak ada ribut-ribut, tidak ada hoax. Kita mah ada hoax. Harusnya gubernur, kaneil juga belajar sama orang baduy," kata Wahidin Halim yang didampingi Kepala Kanwil Kemenag Banten H Bazari Syam.
Wahidin juga mengatakan bahwa dalam waktu dekat masyarakat adat baduy juga akan melaksanakan tradisi tahunan 'seba baduy'. Ia siap untuk menerima masyarakat adat baduy dalam kegiatan seba tersebut, dan mengharapkan masyarakat bisa hadir untuk mendengarkan pesan-pesan yang disampaikan oleh masyarkat baduy dalam seba tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten Eneng Nurcahyati mengatakan, puncak kegiatan seba baduy tahun ini akan dilaksanakan mulai tanggal 3 sampai 6 Mei 2019 dan dipusatkan di Pendopo Kabupaten Lebak. Acara seba baduy tersebut juga akan dilaksanakan di Pendopo Lama Gubernur Banten setelah melakukan kegiatan serupa di Pendopo Kabupaten Lebak.
"Kegiatan seba tahun ini karena menjelang ramadhan, jadi sangat simpel dan dilaksanakan pada siangnya. Seperti biasa, masyarkat baduy akan melakukan tradisi itu untuk bertemu gubernur setelah melaksanakan di Lebak," kata Eneng Nurcahyati.
Berbeda dengan tahun-taun sebelumnya, kata dia, biasanya masyarakat baduy sebelum melaksanakan seba di Pendopo Lama Gubernur Banten, mereka berjlaan dari Stadion Maulana Yusuf Kota Serang menuju pendopo dengan melintasi pusat Kota Serang.
"Jumlahnya juga belum pasti. Tapi berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya sekitar 1.500 orang," kata Eneng Nurcahyati.
Seba Badui merupakan tradisi yang dilakukan masyarkaat adat baduy di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak. Masyarakat baduy melakukan perjalanan untuk mempersembahkan hasil panen mereka kepada pemerntah di Kabupaten Lebak dan Provinsi Banten sebagai ungkapan srasa syukur.
Tradisi ini juga dimaksudkan sebagai penghormatan Suku Badui kepada kepala daerah setempat atau yang mereka sebut dengan 'Bapa Gede' yang saat ini merupakan Bupati Lebak dan Gubernur Banten.
"Tradisi Seba ini menjadi daya tarik bagi masyarakat umum untuk mengetahuinya. Bahwa Banten mempunyai satu tradisi budaya yang tidak dimiliki oleh dunia manapun juga, sehingga itu menarik untuk disaksikan dan dipelajari masyarakat lain,” kata Eneng.
Pewarta: Mulyana
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019