Zagreb (ANTARA News) - Rakyat Kroasia pada Ahad akan melakukan pemungutan suara dalam pemilihan umum yang menghadapkan partai konservatif yang memerintah dengan oposisi kiri untuk memimpin negara Balkan itu ke dalam Uni Eropa (UE). Hasil-hasil jajak pendapat menunjukkan, pemilu ke lima di bekas republik Yugoslavia sejak merdeka pada 1991 itu akan merupakan pertarungan ketat antara Uni Demokrasi Kroasia (HDZ) yang memerintah dan oposisi Partai Sosial Demokrat (SDP). Para pemilih telah memasuki kampanye di mana kebijakan-kebijakan kedua pihak yang bersaing hanya berbeda tipis - yakni mengenai kebijakan ekonomi - dengan Uni Eropa dan keanggotaan NATO sebagai agenda top kedua pihak. Kroasia membuka perundingan-perundingan keanggotaan dengan Uni Eropa sejak 2005, dan berharap bisa bergabung dengan blok beranggotakan 27 negara itu pada akhir dasawarsa ini. Zagreb berharap adanya undangan untuk bergabung dengan NATO pada pertemuan puncak mereka di Bukares April 2008. Masalah penting yang terungkap dalam kampanye di antaranya adalah hak bersuara bagi berbagai ragam warga Kroasia, terutama yang tinggal di Bosnia. Sekitar 400.000 dari 4,4 juta orang yang berhak memilih tinggal di luar negeri, sebagian besar di antara mereka adalah para loyalis HDZ di Bosnia, dan suara mereka akan sangat menentukan jika hasil pemungutan suara di Kroasia berlangsung ketat. Berkampanye dengan cara menentang pemerintahan, pihak SDP menyerukan penentuan nasib Kroasia, sedangkan pemimpin partai Zoran Milanovic menegaskan bahwa hanya mereka yang tinggal dan berada di wilayah hukum Kroasia yang bisa memberikan suaranya. Perdana Menteri Ivo Sanader dari HDZ sebaliknya berpendapat, bahwa `suara anda akan selalu kami dengar`, yang dipasang dalam plakat-plakat besar yang terpampang di seluruh bagian-bagian Bosnia yang berpenduduk Kroasia. Sebagian besar jajak pendapat memberikan kegembiraan kepada Sosial Demokrat, partai yang merupakan jelmaan dari bekas Partai Komunis di negara tersebut. Namun demikian, menurut siaran terakhir dalam mingguan Globus pada Rabu lalu, HDZ didukung oleh 34,4 persen pemilih dibanding dengan 30,1 persen di pihak SDP. Perolehan itu berarti akan memberikan 58 kursi parlemen kepada HDZ, atau lebih lima kursi dari perolehan SDP. Dewan perwakilan pada saat ini terdiri 152 kursi, namun jumlah itu bisa ditingkatkan menjadi 160 kursi. Delapan kursi dicadangkan untuk partai minoritas dan bisa meningkat menjadi 12 dari orang-orang Kroasia yang tinggal di luar negeri. Meskipun demikian, semua itu tergantung pada jumlah suara mereka yang masuk. Setelah meninggalnya pemimpin SDP terlama, Ivica Racan pada April lalu, Milanovic yang jauh lebih mudah dan ambisius, mengambil alih topi kebesaran partai. Meskipun demikian, Partai Sosialis Demokrat yang memajukan Ljubo Jurcic, seorang profesor ekonomi, sebagai kandidatnya untuk pos perdana menteri. Tetapi Jurcic diketahui kurang berpengalaman dan karisma dibanding Sanader yang tampak energik. HDZ didirikan oleh pemimpin nasionalis Kroasia Franjo Tudjman, yang mengembalikan kekuasaan mereka pada November 2003, setelah empat tahun menjadi oposisi. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007