Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2019 akan mencapai 5,2 persen secara tahunan (year on year/yoy), atau melebihi pencapaian periode sama di 2018 yang sebesar 5,06 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis, mengatakan konsumsi rumah tangga, yang juga penyokong terbesar pertumbuhan ekonomi, menunjukkan pertumbuhan yang baik kurun Januari-Maret 2019.
Sebagai gambaran, konsumsi rumah tangga pada triwulan IV 2018 bisa tumbuh 5,08 persen dibanding triwulan IV-2017 (yoy), dan juga tumbuh 0,9 persen dibanding triwulan sebelumnya III-2018.
"Perkiraan kami Produk Domestik Bruto kuartal I itu bisa mendekati 5,2 persen. Faktornya sudah saya sampaikan didorong permintaan domestik khususnya terkait konsumsi," kata Perry.
Faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di paruh pertama tahun ini juga karena melimpahnya stimulus fiskal melalui bantuan sosial pemerintah dan belanja untuk penyelenggaraan Pemilu 2019.
Di kuartal I-2019, bantuan sosial dari APBN 2019 yang tersalurkan ke masyarakat sudah naik 106,6 persen menjadi Rp37,7 triliun dari periode sama 2018 sebesar Rp17,9 triliun.
Perry juga melihat stabilitas pasar keuangan yang terjaga, membuat investor makin percaya diri untuk mengalirkan modal asingnya ke Indonesia dan mendorong pembiayaan untuk perekonomian.
Untuk keseluruhan tahun, BI masih memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di sebesar 5-5,4 persen. Sementara pada 2018, pertumbuhan Ekonomi Indonesia sebesar 5,17 persen (yoy).
"Pertumbuhan ekonomi kita akan lebih baik di tahun ini. Kami perkirakan 5 persen -5,4 persen titik tengah 5,2 persen," ucap Perry.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019