London (ANTARA) - Harga minyak Brent naik di atas 75 dolar AS per barel pada perdagangan Kamis, untuk pertama kalinya tahun ini karena kekhawatiran kualitas memaksa penangguhan beberapa ekspor minyak mentah Rusia ke Eropa, sementara Amerika Serikat bersiap untuk memperketat sanksi terhadap Iran.
Minyak mentah berjangka Brent diperdagangkan di 75,22 dolar AS pada pukul 08.51 GMT (15.51 WIB), naik 65 sen dari penutupan terakhir mereka. Sementara itu, minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) berada di 66,09 dolar AS per barel, naik 20 sen dari penyelesaian terakhirnya.
Polandia dan Jerman telah menangguhkan impor minyak mentah Rusia melalui pipa Druzhba, dengan alasan kualitas yang buruk. Sumber perdagangan mengatakan Republik Ceko juga menghentikan pembelian.
Pipa tersebut dapat mengirimkan hingga satu juta barel per hari, atau satu persen dari permintaan minyak mentah global, dengan sekitar 700.000 barel per hari dari alirannya ditangguhkan, menurut sumber perdagangan dan perhitungan Reuters.
Upaya-upaya Amerika Serikat menekan ekspor minyak Iran turun hingga menjadi nol juga mendorong harga lebih tinggi.
Amerika Serikat minggu ini mengatakan akan mengakhiri semua keringanan sanksi-sanksi terhadap Iran, produsen OPEC ketiga terbesar, menuntut negara-negara menghentikan impor minyak dari Teheran mulai Mei atau menghadapi tindakan hukuman dari Washington.
Keputusan AS datang di tengah pengurangan pasokan yang dipimpin oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) sejak awal tahun yang bertujuan menopang harga lebih tinggi.
Namun, Brian Hook, perwakilan khusus AS untuk Iran dan penasihat kebijakan senior untuk menteri luar negeri AS, mengatakan pada Kamis "ada banyak pasokan di pasar untuk memudahkan transisi itu dan menjaga harga stabil".
Konsultan Rystad Energy mengatakan Arab Saudi dan sekutu utamanya dapat menggantikan minyak Iran yang hilang.
"Arab Saudi dan beberapa sekutunya memiliki barel pengganti lebih banyak daripada apa yang akan hilang dari ekspor Iran," kata kepala penelitian minyak Rystad, Bjoernar Tonhaugen.
"Sejak Oktober 2018, Arab Saudi, Rusia, UEA, dan Irak telah memotong 1,3 juta barel per hari, yang lebih dari cukup untuk mengkompensasi pengurangan tambahan," tambahnya.
Di sisi pasokan, produksi minyak mentah AS telah meningkat lebih dari dua juta barel per hari sejak awal 2018 ke rekor 12,2 juta barel per hari saat ini, menjadikan Amerika Serikat produsen minyak terbesar di dunia di atas Rusia dan Arab Saudi.
Sebagian karena melonjaknya produksi dalam negeri, persediaan minyak mentah komersial AS minggu lalu melonjak menjadi 460,63 juta barel, tertinggi sejak Oktober 2017, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan pada Rabu (24/4/2019).
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019