Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat sore, menjauhi angka psikologis Rp9.400 per dolar AS, karena aktifnya Bank Indonesia (BI) bermain di pasar. Nilai tukar rupiah naik menjadi Rp9.365/9.370 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.400/9.4005 per dolar AS atau menguat 35 poin. Analis Valas PT Bank Saudara Rully Nova di Jakarta mengatakan, BI masuk pasar untuk mendorong rupiah menguat. Masuknya BI ke pasar menunjukkan adanya kekhawatiran pemerintah terhadap kemerosotan rupiah di pasar domestik, katanya. Rupiah, lanjut dia, memang merupakan mata uang yang aneh, pergerakannya menyimpang, karena dolar AS yang terus merosot terhadap mata uang utama Asia lainnya, rupiah malah terpuruk cukup dalam. Mata uang lokal itu seharusnya menguat, apalagi bank sentral AS akan kembali menurunkan suku bunganya, maka dolar AS diperkirakan akan kembali melemah, katanya. Rupiah kemungkinan akan bisa bergerak naik lagi pada hari berikutnya, karena BI akan terus memantau pergerakan rupiah agar tidak mendekati angka Rp9.400 per dolar AS, katanya. Mata uang lokal itu juga mendapat dukungan dari membaiknya pasar saham regional, seperti indek Kospi, Korea Selatan menguat 0,5 persen, katanya. Kenaikan rupiah, menurut dia, juga tidak terlepas dari merosotnya dolar AS terhadap euro yang mencapai 1,49 dolar AS. Apabila The Fed jadi menurunkan suku bunganya, diperkirakan pergerakan rupiah akan semakin membaik dan kembali di posisi Rp9.000 per dolar AS, katanya. Aktifitas pasar menjelang akhir pekan ini tidak begitu ramai, karena faktor pendukung seperti pasar uang Tokyo dan Amerika tidak melakukan kegiatan pasar, karena mereka menyambut liburan nasional. Karena itu peluang rupiah untuk menguat cenderung tinggi, karena asing pada awal perdagangan cenderung merasa segan masuk pasar, kata Rully Nova. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007