Jakarta (ANTARA News) - Jajak pendapat yang dilakukan Lembaga Kajian dan Survei Nusantara (LAKSNU) menunjukkan bahwa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Megawati Soekarnoputri paling banyak dipilih responden jika pemilihan presiden dilakukan hari ini. "Secara statistik posisi elektabilitas Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati berimbang. SBY mendapat dukungan kurang lebih 32,2 persen sementara dukungan Megawati mencapai 29,1 persen," kata peneliti LAKSNU, A. Agung Prihatna, dalam presentasi hasil survei, di Jakarta, Jumat. Posisi ketiga calon presiden yang dipilih responden adalah Abdurrahman Wahid dengan dukungan 7,9 persen, kemudian Wiranto (5 persen), Jusuf Kalla (4,9 persen), Amien Rais (4,9 persen), Hidayat Nurwahid (4,1 persen), Hamengkubuono X (1,5 persen), Akbar Tanjung (1,4 persen), dan Yusril Ihza Mahendra (1,2 persen). Agung mengatakan, hasil survei tersebut didapatkan dengan memberikan pertanyaan terbuka kepada responden, siapa yang akan dipilih jika pemilihan presiden dilakukan hari ini. Sedangkan, ia merinci, ketika diajukan enam nama calon presiden, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono, Megawati, Hidayat Nurwahid, Wiranto, Jusuf Kalla, dan Sutiyoso, maka sebanyak 34,3 persen dari responden memilih Susilo Bambang Yudhoyono dan 30,3 persen mendukung Megawati. "Dari nama tersebut SBY dan Mega tetap mendominasi dukungan, dan tokoh lainnya tampaknya harus bekerja keras untuk meraih dukungan, agar mampu bersaing dengan SBY dan Mega," ujarnya. Hasil survei juga menunjukkan pasangan calon presiden dan wakil presiden pilihan yang mendapat dukungan terbanyak dari responden, yaitu pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Akbar Tandjung 33,7 persen, dan 31,8 persen memilih Megawati-Dien Syamsuddin. "Ini menunjukkan memilih pasang presiden sangat menentukan jumlah dukungan. SBY akan mengalami kekalahan, jika salah memilih pasangan," kata Agung. Jika dihadapkan langsung, maka survei menunjukkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Akbar Tandjung lebih unggul dibandingkan dengan pasangan Megawati dan Dien Syamsuddin, katanya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007