Surabaya (ANTARA News) - Maskapai PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) menggarap rute penerbangan di wilayah barat atau Sumatera mulai awal Desember mendatang, untuk melengkapi rute wilayah Kawasan Timur Indonesia (KTI) yang selama ini menjadi andalan. Rencana pembukaan rute barat itu, disampaikan General Manager PT MNA Region Surabaya, Irvan Harijanto di sela-sela media gathering di Surabaya, Jumat. "Pangsa pasar terbesar Merpati selama ini memang wilayah KTI, tapi mulai awal Desember mendatang, kami membuka jalur penerbangan di wilayah barat," kata Irvan Harijanto yang belum lama ini menjabat GM Region Surabaya. Rute penerbangan wilayah barat yang akan dikembangkan diantaranya dari Surabaya menuju Medan, Pekanbaru, Lampung, dan Bintan. Rute-rute itu, juga dilayani dari Jakarta dengan rata-rata penerbangan dua kali sehari. Selain itu, Merpati juga membuka rute penerbangan langsung sejumlah wilayah timur, seperti dari Surabaya menuju Manado, Mataram dan Kupang yang selama ini dilayani secara terputus (transit). Didampingi Sales Manager Regional Surabaya Hiro Kristianto, ia mengakui, selama ini pangsa pasar terbesar Merpati berasal dari rute penerbangan wilayah timur yang mencapai di atas 60 persen, belum termasuk jalur perintis. "Kami melihat potensi pasar yang cukup besar di sejumlah rute wilayah barat dan memutuskan untuk menggarapnya. Tapi rute-rute di wilayah timur masih tetap jadi andalan," kata mantan GM Corporate Secretary MNA itu. Untuk layanan rute barat itu, Merpati telah mendatangkan tiga pesawat jenis Boeing 737-400 berkapasitas 170 tempat duduk dan satu unit jenis 737-300 dengan kapasitas sekitar 140 penumpang. Manajemen Merpati merencanakan, hingga akhir 2008 mendatang akan menambah 10 armada pesawat jenis Boeing 737-400 dan 737-300. Sampai akhir 2007 ini, sudah enam pesawat tambahan yang dioperasikan. Sebelumnya, Merpati telah mengoperasikan 12 pesawat jenis Boeing 737-200 dan tiga unit jenis 737-300, beberapa Fokker dan pesawat lain untuk melayani rute-rute domestik, terutama wilayah timur yang menjadi primadona. "Investasi yang dialokasikan Merpati untuk penambahan pesawat, peningkatan kualitas layanan dan operasional lainnya mencapai Rp150 miliar," kata Irvan Harijanto menambahkan. Dengan berbagai program yang dikembangkan, manajemen Merpati berharap bisa meningkatkan market share dari tujuh persen saat ini, menjadi 16 hingga 18 persen pada beberapa tahun kedepan. Salah satu maskapai penerbangan nasional ini pernah mencapai pangsa pasar tertinggi di Indonesia yakni sekitar 38 persen pada 1997. Namun, seiring bertambahnya pemain dalam bisnis ini dan berkurangnya armada pesawat yang dimiliki, pangsa pasar Merpati terus merosot dan sampai akhir 2006 hanya tinggal tujuh persen dari total sekitar 32,5 juta penumpang pesawat di Indonesia. "Tahun ini, jumlah penumpang pesawat diprediksi sekitar 35 juta orang dan akan terus meningkat pada 2008. Kami berharap bisa merebut potensi itu, terutama pada rute-rute baru yang akan dibuka," katanya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007