Jakarta (ANTARA) - Aplikasi Alodokter berusaha menjangkau lebih banyak orang yang membutuhkan informasi medis melalui dunia maya, menghubungkan pasien dengan 20.000 dokter secara digital.
Alodokter didirikan oleh Suci Arumsari pada 2014, berawal dari pengalamannya didiagnosa menderita penyakit genetik langka di bagian tulang belakang.
Co-founder dan director Alodokter itu berusaha mencari informasi akurat di dunia maya selama empat tahun, namun dia tak jua mendapatkan informasi maupun dokter yang tepat.
"Saat itu saya depresi banget, mau cari informasi apa saja tidak ada yang akurat, cari dokter apa yang cocok juga bingung," kata Suci di acara temu media Alodokter, Jakarta, Kamis.
"Saya tidak mau ada orang-orang yang mengalami hal seperti saya," dia menjelaskan alasannya mendirikan Alodokter.
Dalam kurun lima tahun, aplikasi penyedia layanan kesehatan di Indonesia itu sudah diakses lebih dari 20 juta pengguna aktif setiap bulan.
"Paling banyak dari kota-kota besar yang penetrasi Internetnya tinggi."
Aplikasi ini terdiri dari empat fitur, seperti chat bersama dokter di mana pasien dapat berkonsultasi mengenai gejala atau penyakit yang dideritanya. Dalam fitur itu, pasien bisa memilih mulai dari dokter umum hingga dokter spesialis.
Untuk konsultasi dengan dokter spesialis, pasien dikenakan biaya yang dapat dibayar dengan bank hingga e-wallet.
Aplikasi tersebut juga menyediakan 350.000 informasi kesehatan yang diracik dalam bahasa sederhana yang mudah dicerna pembaca. Suci mengatakan semua informasi kesehatan itu sudah melewati proses pengecekan oleh pakar kesehatan.
"Garansi, informasi di sana sudah di-approve," kata dia.
Selain berkonsultasi dan mencari informasi seputar kesehatan, pasien juga bisa menggunakan fitur Booking Dokter dan Rumah Sakit. Alodokter bekerja sama dengan lebih dari 500 rumah sakit di Indonesia.
Ada pula proteksi Alodokter yang bermitra dengan AXA Insurance. Kecuali beberapa kondisi, seperti kehamilan atau penyakit berat yang dialami sebelum masuk asuransi, pasien bisa mendapatkan bantuan uang tunai bila dirawat di rumah sakit.
Baca juga: Banyak petugas KPPS meninggal, ini kata dokter soal kelelahan
Baca juga: Berniat tahan buang air kecil saat nonton "Endgame"? Ini bahayanya
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019