Jakarta (ANTARA News) - Sekitar 30 orang dari Barisan Umat Islam (BUI) yang dipimpin Habib Abdurrahman Assegaf, mendatangi markas kelompok Ahmadiyah di Jalan Balikpapan I No.10 RT 05/06, Petojo, Jakpus, Jumat, untuk menuntut aliran tersebut dibubarkan. Massa dari BUI mendatangi langsung Masjid Al-Hidayah yang merupakan tempat ibadah aliran Ahmadiyah, sekitar pukul 12.45 WIB. Dalam aksi itu, perwakilan BUI sempat melakukan dialog dengan mubaligh Ahmadiyah DKI Jakarta, Zafrullah Pontoh, yang difasilitasi di rumah Ketua RT 05/06. Kendati demikian, aksi itu tidak sampai menimbulkan aksi anarkis setelah aparat keamanan melakukan penjagaan ketat untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan. Dalam dialog itu sendiri, BUI meminta kepada pengikut Ahmadiyah untuk segera bertobat karena memiliki nabi Mirza Ghulam Ahmad setelah Nabi Muhammad SAW. "Saya minta kepada mereka untuk bertobat karena mengakui adanya Al Masih Al Mawud, setelah Nabi Muhammad SAW," katanya. Majelis Ulama Indonesia (MUI), kata dia, sudah jelas-jelas mengeluarkan fatwa bahwa Ahmadiyah merupakan aliran sesat, namun kenapa mereka masih tetap eksis. "Ini bentuk kelalaian pemerintah, ini salah satu penyebab banyaknya musibah di tanah air akibat aliran sesat tetap ada," katanya. Sementara itu, Mubaligh Ahmadiyah Jakpus, Zafrullah Pontoh, menjelaskan Ahmadiyah itu tetap umat Nabi Muhammad SAW serta tetap menjalankan syariat Islam. "Nabi Muhammad SAW tetap nabi kami, sedangkan Mirza Ghulam Ahmad sendiri tidak membawa syariat," katanya. Sementara itu, Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Hasfinawati, mengatakan upaya yang dilakukan BUI itu sudah melanggar konstitusi Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. "Karena mereka memaksa untuk menjalankan keyakinannya, serta membawa provokasi dan ancaman," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2007