Tulungagung (ANTARA News) - Aksi bunuh diri semua anggota keluarga di Desa Ngentrong, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, dengan cara menenggak racun bersama diduga berlatar belakang cemburu buta. "Kami menduga peristiwa itu dilatarbelakangi persoalan rumah tangga, karena cemburu," kata Kanit Reserse Kriminal Polsek Campurdarat, Aiptu Mulyono, kepada wartawan di Tulungagung, Jumat. Menurut dia, dugaan tersebut didasari atas penemuan selembar surat wasiat yang ditulis Muhammad Yon (28). Dalam suratnya Yon menyatakan tidak tahan lagi hidup bersama istrinya, Ita Nur Rohmah (26), yang menjadi budak nafsu Sunarto alias Badak, yang kini menjadi suami kakak kandung Ita, Siti Aisyah. Surat wasiat itu kini diamankan petugas kepolisian bersama sisa racun tikus yang ditenggak pasangan suami-istri, Muhammad Yon (28) dan Ita Nur Rohmah (26) serta seorang anaknya, Bima Nur Rahman yang masih berusia 18 bulan (bukan 2,5 tahun seperti diberitakan sebelumnya). "Barang-barang bukti ini sampai sekarang masih dalam penyelidikan kami, sekaligus untuk melengkapi keterangan dari para saksi," kata Mulyono menjelaskan. Peristiwa tragis itu telah menyebabkan Ita Nur Rohmah dan Bima Nur Rahman tewas beberapa saat setelah menjalani perawatan di RSUD dr Iskak Tulungagung. Sedang Muhammad Yon sampai saat ini kondisinya masih kritis di ruang ICU rumah sakit tersebut. Sementara itu, menurut keterangan tetangga korban, Setiadi, beberapa saat sebelum kejadian, Yon terlibat perkelahian dengan Sunarto yang masih kakak iparnya sendiri. Namun perkelahian tersebut tak berlangsung lama, karena warga berhasil melerainya. Dengan nafsu yang terus memuncak, Yon pulang dan memarahi istrinya, Ita. Yon tidak terima perbuatan tidak senonoh yang dilakukan istrinya itu dengan lelaki lain. "Mungkin mereka malu dengan aib yang disandangnya, sehingga mereka mengakhiri hidup dengan cara seperti itu," kata Setiadi menuturkan. Peristiwa bunuh diri itu pertama kali diketahui oleh Ito, kerabat dekat korban yang sedang melintas depan rumah korban, Kamis (22/11) sore sekitar pukul 16.30 WIB. Setelah itu, warga segera membawa ketiga korban ke RSUD dr Iskak. Namun malang, Bima tewas sekitar pukul 18.00 WIB. Empat jam kemudian giliran Ita menyusulnya, setelah beberapa jam kritis di ruang ICU rumah sakit tersebut. Jasad ibu dan anak itu, rencananya dimakamkan Jumat (23/11) siang di Desa Ngentrong, setelah terlebih dulu diotopsi untuk proses penyidikan. Sedang kondisi Yon sampai saat ini masih tetap kritis di ruang ICU. Menurut Humas RSUD dr Iskak, Triwidyono Agus Basuki, kedua korban tewas itu akibat adanya konsentrasi arsenik yang terkandung dalam "Timex" atau sejenis pestisida yang biasanya digunakan para petani untuk membasmi tikus. (*)
Copyright © ANTARA 2007