Gresik, Jawa Timur (ANTARA) - Pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) telah selesai dilakukan serentak pada tanggal 17 April 2019, namun karena adanya kendala atau masalah di lapangan beberapa tempat pemungutan suara (TPS) di daerah terpaksa harus mengulanginya atau biasa disebut dengan pemungutan suara ulang (PSU).

Pelaksanaan PSU diprediksi tidak akan berjalan sempurna, dalam artian pemilih yang datang tidak akan sama dengan pemungutan suara awal, dan hal ini sudah menjadi rumus sosial jika pelaksaanaan awal tidak akan sama dengan kedua, khususnya dalam jumlah pemilih yang datang.

Hal itu disadari betul oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Gresik, Jawa Timur Ahmad Roni, sehingga dia melakukan berbagai cara agar pemilih yang datang pada PSU minimal di atas 50 persen, meski dia sangat berharap jumlah pemilih yang datang sama pada pelaksanaan awal.

Di Kabupaten Gresik, dari total 3.654 TPS yang tersebar di 18 kecamatan, hanya satu TPS yang diminta melaksanakan PSU, yakni di TPS 10 Desa Dahanrejo, Kecamatan Kebomas, karena adanya pelanggaran masuk tujuh pemilih ilegal yang mencoblos di TPS itu, sehingga Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) merekomendasikan untuk dilakukan PSU.

Langkah awal KPU Gresik untuk melaksanakan PSU sesuai rekomendasi Bawaslu sebenarnya cukup berat, sangat wajar karena bukan perkara rekomendasinya. Namun lebih pada bagaimana bisa membuat masyarakat tetap bersemangat untuk mencoblos kembali, dan mengumpulkan pemilih untuk datang ke TPS.

Akhirnya, sesuai dengan keputusan rapat bersama, KPU Gresik sepakat melaksanakan PSU, dan langsung memutar otak bagaimana pemilih mau datang kembali untuk melakukan PSU di TPS 10 yang Daftar Pemilih Tetap sebanyak 267 pemilih.

Gratis Sembako

Undangan PSU pun disebar ke masyarakat yang masuk DPT di TPS 10 Desa Dahanrejo, dan Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPPK) Kebomas, Habiburrohman dengan tersenyum bersemangat melakukan tugas pembagian undangan itu bersama timnya.

Bahkan, dia mengaku sangat siap melaksanakan pencoblosan ulang dengan menyebarkan undangan C6 (surat pemberitahuan) kepada sejumlah warga.

Senyum dan semangat Habiburrohman itu bukan tanpa alasan, sebab dia bersama timnya juga membawa kabar gembira bagi pemilih yang memastikan datang ke TPS.

Kabar gembira itu adalah bahwa setiap pemilih yang datang akan langsung mendapatkan sembilan bahan pokok (sembako) secara gratis, berupa gula pasir 1 kg.

Jika dalam peribahasa biasanya disebut "ada gula ada semut", maka cara peribahasa itu pun digunakan dalam PSU di Gresik kali ini, yakni "ada gula ada pemilih".

Semangat tim PPK ini pun disambut dengan antusias para warga, khususnya kalangan ibu-ibu, sehingga mereka pun lantas menjanjikan datang ke TPS untuk melakukan PSU.

Stimulus ini sengaja dilakukan oleh KPU Gresik agar masyarakat di wilayah itu tertarik untuk melakukan PSU, sebab beberapa warga juga berupaya "menggembosi" warga lainnya untuk tidak datang ke TPS, sebab mereka beranggapan kedatangannya ke TPS untuk melakukan PSU akan sia-sia, karena suara yang diberikan tidak akan mempunyai pengaruh.

Ketua KPU Gresik Ahmad Roni sadar betul akan upaya itu, bahkan ada juga warga yang lebih mementingkan bekerja daripada datang ke TPS untuk melakukan PSU karena secara ekonomi lebih menguntungkan.

"Oleh karena itu, kami sengaja melakukan pemberian hadiah sembako berupa gula agar masyarakat mau datang ke TPS, karena hari ini bukanlah hari libur," ujarnya lagi.

KPU Gresik, kata dia, juga berkirim surat ke perusahaan-perusahaan agar memperbolehkan pekerjanya yang terdaftar di DPT TPS 10 untuk diizinkan datang menggunakan hak suaranya.

Selain itu, juga ada tambahan hadiah berupa "doorprize" dengan diundi terlebih dahulu, berupa sepeda, seterika dan sejumlah perabot rumah tangga.

Tingkat Partisipasi

"Alhamdulillah, upaya yang kami lakukan cukup berhasil menarik minat warga untuk mencoblos ulang, terbukti sekitar pukul 09.15 WIB sudah ada 150 orang yang hadir, dari total 267 pemilih atau sudah sekitar 60 persen,” katanya. Itulah ungkapan rasa syukur Roni ketika melihat data awal kehadiran masyarakat di TPS 10.

Hingga akhirnya PSU di TPS 10 Desan Dahanrejo ditutup pukul 13.00 WIB, dan tercatat pemilih yang hadir mencapai 195 pemilih dari total DPT 267 pemilih, artinya sekitar 75 persen pemilih datang ke TPS untuk melakukan PSU.

Melihat hasil akhir pemilih itu, Roni mengaku sangat bersyukur dan berterima kasih atas partisipasi masyarakat yang tetap datang meski awalnya ragu dengan hanya menargetkan sekitar 50 persen.

Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 10 Dahanrejo, Khoirul Anam pun mengaku bersyukur pula, meski secara total kehadiran terjadi penurunan jumlah pemilih yang datang ke TPS di saat PSU jika dibanding pelaksanaan awal.

Namun secara umum, tingkat partisipasi masyarakat masih cukup bagus yakni mencapai sekitar 75 persen.

Ia mengatakan, total kehadiran pada pelaksanaan Pemilu Serentak 17 April 2019 sebanyak 239 pemilih, termasuk tujuh orang yang memaksa untuk menggunakan hak suaranya.

“Kami mengakui, pasti terjadi penurunan, hal ini disebabkan karena adanya warga yang berstatus mahasiswa di luar kota yang tidak bisa hadir, sedangkan kemarin tanggal 17 April mereka menyempatkan pulang untuk menggunakan hak suaranya. Tapi sekarang mereka tidak bisa,” katanya lagi.

Hasil PSU di Gresik pasangan nomor urut 01, Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin unggul dengan jumlah suara mencapai 125, sedangkan pasangan Prabowo-Sandi mendapatkan 70 suara.

Secara umum, jumlah suara untuk masing-masing calon berkurang sekitar 20 suara jika dibandingkan dengan pelaksanaan Pemilu 2019 serentak pada 17 April, yaitu untuk pasangan 01 sebelumnya sebanyak 145 suara, dan 91 suara untuk pasangan 02.

Peribahasa "Ada Gula Ada Semut" pun dimodifikasi secara efektif oleh pelaksana PSU di Gresik ini untuk memotivasi warga tetap bersemangat datang lagi untuk menggunakan hak pilih mereka secara maksimal.

Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019