Kabul (ANTARA) - Gerilyawan Taliban terlibat pertempuran paling sengit selama satu tahun belakangan ini melawan petempur yang setia kepada IS untuk memperebutkan wilayah di Afghanistan Timur, kata beberapa pejabat pada Rabu.
Pertempuran itu meletus pada Senin di dua kabupaten di Provinsi Nangarhar di perbatasan Afghanistan Timur, ketika petempur IS menyerang beberapa desa yang dikuasai Taliban.
"Petempur IS telah merebut enam desa di Kabupaten Khogyani dan Shirzad tapi pertempuran belum berhenti," kata Sohrab Qaderi, anggota Dewan Provinsi Nangarhar, sebagaimana dikutip Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu malam.
Sebanyak 500 keluarga telah menyelamatkan diri dari pertempuran tersebut, katanya.
Jumlah korban jiwa belum diketahui.
Seorang juru bicara Taliban, yang menguasai lebih banyak wilayah dibandingkan dengan kapan pun sejak mereka digulingkan dari kekuasaan hampir 18 tahun lalu, belum mengeluarkan komentar.
Petempur IS pertama kali muncul di Afghanistan Timur sekitar 2014 dan telah memerangi Taliban serta pasukan pemerintah dan asing.
Kelompok yang berafiliasi kepada IS di Afghanistan, yang kadangkala dinamakan Negara Islam Khorasan (ISIS-K), mengambil nama lama untuk wilayah tersebut yang meliputi Afghanistan, telah aktif di beberapa daerah lain, terutama di Afghanistan Utara.
ISIS-K juga telah mengukir reputasi karena perbuatan kejamnya, bahkan dari sudut pandang konflik Afghanistan, dan telah berada di belakang sejumlah serangan mematikan di pusat kota.
Meskipun Nangarhar, di perbatasan dengan Pakistan, telah menjadi kubu IS, sebagian desa di Kabupaten Khogyani dan Shirzad telah dikuasai oleh Taliba.
Warga desa yang mengungsi mengatakan mereka harus menyelamatkan nyawa mereka.
"Saya hanya bisa menyelamatkan keluarga saya. Kami terpaksa meninggalkan semuanya," kata Shawkat (36), seorang warga Desa Markikhel di Kabupaten Shirzad yang menyelamatkan diri ke satu desa tetangga.
Attaullah Khogyani, JuruBicara Gubernur Provinsi, mengatakan pemerintah akan membantu warga desa yang kehilangan tempat tinggal dengan menyediakan makanan dan obat.
Pada Agustus lalu, lebih dari 150 petempur IS menyerahkan diri kepada pasukan keamanan Afghanistan, setelah mereka dikalahkan oleh Taliban di Provinsi Jawzjan di bagian barat-laut negeri itu.
AS memperkirakan ada sebanyak 2.000 petempur IS di Afghanistan.
Banyak dari mereka adalah mantan anggota Taliban. Ada sedikit bukti mengenai hubungan langsung dengan IS di Timur Tengah, tempat kelompok tersebut telah kehilangan pijakan yang pernah dikuasainya di Suriah dan Irak setelah kalah dari pasukan dukungan Barat.
Baca juga: Pertempuran terjadi di Afghanistan sebelum pembicaraan perdamaian
Sumber: Reuters
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019