Amman (ANTARA) - Sedikitnya 17 orang tewas pada Rabu dalam ledakan di pusat Jisr Ash-Shughour, kota yang dikuasai pemberontak di bagian barat laut Suriah, sehari setelah serangan-serangan udara oleh jet-jet tempur Rusia terhadap kawasan itu, kata para petugas pertolongan dan warga masyarakat.
Beberapa gedung permukiman roboh akibat ledakan tersebut di Provinis Idlib, dekat jalan antara Kota Pesisir Latakia dan Kota Aleppo.
"Korban jiwa bisa bertambah. Penyebab belum diketahui," kata Ahmad Yaziji, kepala pertahanan sipil di kota tersebut, dengan menambahkan sedikitnya 27 orang, sebagian besar warga sipil, menderita luka-luka.
Jasad-jasad korban yang meninggal masih dikeluarkan dari reruntuhan, ujar seorang penolong lainnya.
Serangan-serangan oleh pesawat-pesawat Rusia dan tentara Suriah di provinsi itu dan kawasan-kawasan sekitarnya di bagian utara Suriah, benteng terakhir yang dikuasai pemberontak, meningkat walaupun mereka dilindungi oleh persetujuan "zona tanpa peningkatan serangan" yang diperantarai tahun lalu antara Rusia, Turki dan Iran.
Gempuran-gempuran tersebut telah membuat orang-orang pergi menyelamatkan diri dari kota-kota yang dikuasai oposisi di zona penyangga yang terbentang antara bagian-bagian Idlib ke Hama di utara dan bagian-bagian Provinsi Latakia.
Turki, yang telah mendukung para pemberontak dan memiliki tentara untuk memantau gencatan senjata, bernegosiasi dengan Moskow untuk menghentikan serangan-serangan udara Rusia dengan keberhasilan sedikit.
Jet-jet Rusia terbang di langit dengan melancarkan serangan-serangan peluru kendali yang dilaporkan di desa-desa sekitar Jisr al Shughour, kata warga masyarakat.
Pada Selasa malam, jet-jet Rusia menyerang bagian-bagian Idlib dan warga mengatakan perluru-peluru kendali jarak menengah menghantam beberapa desa yang mengelilingi Jist Ash-Shugour dari posisi-posisi tentara di Provinsi Latakia.
Sumber: Reuters
Baca juga: Sumber: AS lakukan pengiriman buat YPG/PKK di Suriah Timur
Baca juga: Presiden Bashar-Borisov bahas kerja sama Suriah-Rusia
Baca juga: Ayah lima anak di Suriah bertahan hidup meski kehilangan kakinya
Penerjemah: Mohamad Anthoni
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019