Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Mahyudin mengungkapkan bahwa pelaksanaan pemilu serentak 2019 pada 17 April 2019 berjalan sangat baik, lancar tanpa konflik dan harus disyukuri seluruh rakyat Indonesia.
Walaupun pasca penyelenggaraan ada masalah-masalah yang timbul harus diselesaikan sesuai mekanisme dan prosedur yang berlaku sesuai undang-undang, kata Mahyudin usai memandu sumpah/janji Anggota MPR Pengganti Antar Waktu (PAW) sisa masa jabatan 2014-2019, di Ruang Delegasi, Gedung Nusantara V, Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Rabu.
“Pemilu sudah baik, kita jangan membongkar yang sudah baik yang sudah kita jalankan, permasalahan yang timbul cari solusi yang terbaik jangan gegabah dan buru-buru. Cari akar permasalahannya jangan ‘grasa-grusu’ harus betul-betul semua pihak memikirkan baik-baik,” katanya.
Terkait sistem pelaksanaan pemilu, Mahyudin menyebut ada beberapa hal yang perlu diapresiasi dan dievaluasi. Yang perlu diapresiasi adalah, pelaksanaan pemilu serentak selama 1 hari sangat efisien, tidak membuat masyarakat pemilih bosan dan partisipasi masyarakat sangat luar biasa baik berpartisipasi sebagai pemilih dan berpartisipasi sebagai petugas penyelenggara di TPS-TPS.
Sedangkan yang menjadi evaluasi adalah, di saat ini dan tahun-tahun mendatang perkembangan teknologi sangat luar biasa pesat. Untuk itu penggunaan teknologi digital pada saat pemilihan perlu menjadi catatan penting. Pemanfaatan teknologi modern tersebut akan semakin mempermudah pelaksanaan pemilu sampai kepada penghitungan dengan sangat cepat tidak sampai memakan waktu lama.
“Yang juga menjadi catatan, evaluasi dan kajian adalah begitu banyaknya korban meninggal dunia dan sakit dari para petugas pelaksana di TPS-TPS karena sangat lelah dalam bertugas itu kejadian yang sangat membuat miris dan kita sesalkan. Karena ribetnya pemilu kita, itu mengakibatkan kerja-kerja dari KPPS-KPPS luarbiasa berat. Hal tersebut menjadi catatan sangat penting KPU bagaimana mengolah satu sistem pelaksanaan pemilu yang efisien, mudah dan cepat tapi tetap mengusung prinsip jurdil," ujarnya.
Pemilu ke depan, lanjut Mahyudin, juga harus menjadi pemilu yang murah. Dibuat sistem agar tidak ada lagi politik berbiaya tinggi. Sistem politik saat ini memaksa para parpol serta para caleg mengeluarkan biaya yang sangat mahal. Biaya politik yang sangat mahal tersebut menimbulkan berbagai kerawanan dan masalah mulai dari rawan kecurangan, politik uang, sampai konflik dengan masyarakat.
“Biaya politik yang sangat mahal bisa mengarah kepada kejahatan korupsi untuk mengembalikan biaya-biaya mahal yang sudah dikeluarkan saat kampanye,” katanya.
Acara PAW sendiri berlangsung khidmat. Wakil Ketua MPR RI Mahyudin memandu mengucapkan sumpah/janji sebagai anggota MPR RI masa jabatan 2014-2019 dua anggota baru MPR yakni Hasan Husaeri dari Fraksi PPP MPR dan Evita Wari dari Fraksi Hanura MPR dengan disaksikan beberapa pejabat eselon II Sekretariat Jenderal MPR RI serta tamu undangan.
Pewarta: Joko Susilo
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2019