Tulungagung (ANTARA News) - Satu anggota keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan seorang anak yang tinggal di Desa Ngentrong, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Kamis bersama-sama menenggak racun tikus, satu diantaranya tewas. Informasi yang dihimpun ANTARA News di Tulungagung menyebutkan, motif yang dilakukan pasangan suami-istri, M Iyon (28) dan Ita Nurohmah (26) mencoba mengakhiri hidupnya bersama anak semata wayang mereka, Bima (2,5 tahun) dengan meminum racun tikus, karena sedang menghadapi persoalan ekonomi. Aksi bunuh diri itu kemudian, diketahui oleh Ito, salah satu kerabat dekat korban yang saat itu sedang mengunjungi rumah mereka sekitar pukul 16.30 WIB. Ito tidak mendapat jawaban sama sekali ketika pintu rumah Iyon diketuk dari luar. "Yang saya dengar hanya suara orang muntah-muntah," katanya menuturkan. Dia pun lalu membuka secara paksa pintu tersebut. Ia mendapati Iyon, istri dan anaknya sudah tidak sadarkan diri. "Seketika itu juga saya memanggil para tetangga untuk memberikan pertolongan," katanya menambahkan. Kemudian para tetangga pun membawa ketiga korban ke RSUD dr Iskak Tulungagung yang berjarak sekitar 10 kilometer dari Desa Ngentrong. Namun sayangnya beberapa saat setelah tiba di rumah sakit milik Pemkab Tulungagung itu, nyawa Bima tak tertolong sekitar pukul 18.00 WIB. Sedang Iyon dan Ita sampai saat ini masih dalam kondisi kritis. "Dari data medis menyebutkan, racun tikus yang ditenggak keluarga Iyon memiliki kandungan arsenik sehingga memiliki daya bunuh yang cukup besar," kata Humas RSUD dr Iskak, Triwidyono Agus Basuki. Pihak RSUD dr Iskak kini tengah berusaha memberi pertolongan kepada pasangan Iyon dan Ito, meski harapan hidup keduanya sangat tipis. "Kami akan berusaha sekuat tenaga, meskipun tingkat keberhasilannya sangat tipis," katanya saat ditemui di ruang ICU RSUD dr Iskak. Sementara itu jasad Bima sampai berita ini diturunkan masih tersimpan di kamar mayat rumah sakit itu. Pihak RSUD dr Iskak masih menunggu pihak kepolisian yang berencana akan melakukan otopsi pada jasad korban.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007