Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Republik Indonesia menjajaki peluang kerjasama di bidang teknologi satelit di negara-negara Afrika dalam kerangka meningkatkan kerjasama Asia-Afrika.
"Ini adalah salah satu langkah untuk meningkatkan kualitas kerjasama Indonesia dengan negara-negara di Afrika yang selama ini hanya berkutat di bidang tradisional, seperti pertanian," kata Direktur Urusan Afrika Departemen Luar Negeri RI Sudirman Haseng di Jakarta, Kamis.
Menurut Sudirman, perekonomian sebagian besar negara di Afrika saat ini sudah cukup mapan untuk mulai mengembangkan kerjasama di bidang teknologi yang lebih moderen, terutama satelit, baik untuk komunikasi ataupun pengembangan sistem peringatan dini.
"Pasarnya ada, dan peluangnya cukup terbuka, jadi pemerintah akan memfasilitasi para pengusaha Indonesia untuk berinvestasi di Afrika," katanya.
Sudirman menjelaskan, sudah saatnya para pengusaha Indonesia menengok pasar Afrika yang cukup menjanjikan, jangan lagi terpaku pada citra lama mengenai Afrika yang miskin dan terbelakang.
Dia mengatakan bahwa sebagian besar negara-negara di Afrika saat ini telah memiliki pertumbuhan ekonomi rata-rata 5 persen.
"Banyak negara lain juga mencoba menangkap peluang ini, Indonesia jangan ketinggalan," katanya.
Guna menarik minat para pengusaha Indonesia untuk berinvestasi di Afrika, terutama di bidang kerjasama satelit, Deplu RI bersama dengan Departemen Komunikasi dan Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI) akan menyelenggarakan sebuah Dialog Interaktif mengenai Teknologi Satelit dan Penerapannya pada pekan depan, 26-27 November.
"Melalui dialog interaktif itu diharapkan dapat diidentifikasi modalitas dan bentuk kerjasama yang layak dikerjakan dalam bidang telekomunikasi dan teknologi satelit Asia-Afrika," katanya.
Hal itu, lanjut dia, juga dalam rangka merealisasikan kerangka kerjasama proyek Kerjasama Satelit Asia-Afrika.
"Kegiatan ini juga diharapkan akan memperlihatkan sikap Indonesia yang konsisten dalam menjaga citra, integritas dan sebagai pioner dalam memperjuangkan kepentingan Asia-Afrika," katanya.
Dialog tersebut diikuti oleh sedikitnya perwakilan dari 13 negara di Asia, Afrika dan Timur Tengah, antara lain China, Pakistan, Afrika Selatan, Madagaskar, Kenya, Nigeria, Senegal, Iran, Libya, Aljazair, Uni Emirat Arab, Mesir, Maroko dan tiga negara peninjau yaitu Amerika Serikat, Rusia dan Jerman.
Sementara itu instansi Indonesia yang hadir antara lain adalah LAPAN dan Telkom.
"Dialog ini diharapkan tidak saja akan mendorong terbentuknya `road map satellite Indonesia`, tetapi juga diharapkan menjadi momentum masuknya industri pendukung, khususnya telekomunikasi di wilayah Afrika," jelasnya.
Sementara itu Ketua Asosiasi Satelit Indonesia Tonda Priyanto mengatakan bahwa pada tahap awal kerjasama Indonesia berpeluang memasok tenaga ahli, piranti pendukung dan tenaga kerja.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007