"Persiapan dari sisi kapasitas dan teknologi, supaya IT (informasi dan teknologi) jangan sampai down ketika lagi peak dan persiapan dari sisi kualitas layanan," kata Country Head Ninja Xpress Indonesia Ignatius Eric Cahya Saputra di Kemang, Jakarta, Rabu.
Eric menjelaskan teknologi yang dimaksud salah satunya adalah teknologi real time checking, yakni teknologi untuk mengetahui status pengiriman barang dengan menunjukkan jejak pengantaran barang setelah memasukkan nomor pemesanan.
Eric mengatakan itu merupakan salah satu andalan Ninja Xpress karena berbeda dengan perusahaan serupa yang bermain di pasar yang sama.
"Kalau sekarang perusahaan konvensional saat memasukkan nomor tracking ID, stastus cuma in progress, atau sedang dikirim. Kalau kami bisa tunjukkan titik per titik barang tersebut sampai di mana," katanya.
Selain menjaga teknologi tetap stabil, Eric menambahkan perusahaan jasa yang berdiri akhir tahun 2015 itu juga memberikan pelatihan kepada 4.500-an kurir yang tersebar di Indonesia.
Per hari, lanjut dia, perusahaan jasa itu mampu mengirimkan barang rata-rata hingga 130 ribu kali yang sebagian besar masih didominasi daerah di Pulau Jawa.
Menyambut musim puncak belanja daring, Ninja Xpress meluncurkan moto baru "Obsesinya Cuma Delivery" berisi tiga strategi obsesif yakni tepat waktu, perlindungan dan pengiriman paket hingga area pelosok Indonesia.
Eric mengaku akan menggunakan berbagai cara untuk mewujudkan obsesi tersebut termasuk saat memenuhi pengiriman daerah pelosok.
"Kami pernah mengirimkan barang ke daerah kebun sawit di Kalimantan Timur yang minim infrastruktur dan jalan tidak beraspal. Saking obsesifnya, kami sewa mobil double cabin off road hanya untuk kirim baju, bahkan dengan pembayaran 'CoD' (tunai di tempat)," katanya.
Baca juga: Ninja Express sediakan gratis ongkir di Bukalapak
Baca juga: Ninja Express tawarkan teknologi real time
Pewarta: Peserta Susdape XIX: Dewa Wiguna
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019