Pemilu serentak ini perlu dievaluasi kembali dari berbagai aspek dan sisi agar pesta rakyat yang akan datang kita akan lebih siap dalam penyelenggaraannya, ujarnya
Bandarlampung (ANTARA) - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kota Bandarlampung Wiyadi mengatakan, anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang merenggut jiwa dalam menjalani tugasnya patut diberikan apresiasi yang tinggi.
"Tidak hanya yang meninggal, namun semua PPK dan KPPS yang bertugas selayaknya diapresiasi," katanya.
​Menurutnya, mereka ini telah mengorbankan waktu dan jiwanya demi terselenggaranya pemilu dengan baik sehingga para KPPS dan PPK ini perlu mendapatkan penghargaan dari pemerintah.
"Saya turut berduka cita sedalam-dalamnya untuk para pejuang demokrasi ini yang telah mengorbankan diri untuk mempertanggungjawabkan tugasnya," kata dia.
Petugas yang merenggut jiwa ini, kata dia, terlepas dari ajal mereka, namun salah satu penyebabnya adalah faktor kelelahan akibat penghitungan surat suara yang berlangsung hingga satu hari penuh.
Wiyadi yang juga Dewan Perwakilan Cabang (DPC) PDIP Bandarlampung menegaskan, evaluasi pemilu serentak yang baru pertama kali dilaksanakan memang harus dilakukan, terutama dari pihak penyelenggara terkait kesiapan mereka dalam melangsungkan pesta demokrasi ini.
"Pemilu serentak ini perlu dievaluasi kembali dari berbagai aspek dan sisi agar pesta rakyat yang akan datang kita akan lebih siap dalam penyelenggaraannya," ujarnya.
Ia mengatakan, ke depannya pihak penyelenggara harus berkoordinasi dengan dinas kesehatan ataupun pihak terkait lainnya agar memberikan pemeriksaan kesehatan bagi para petugas di lapangan agar jangan sampai pemilu yang akan datang terjadi lagi peristiwa seperti ini.
Selain itu, petugas penghitung suara, baik itu PPK, PPS dan juga KPPS perlu dijamin keselamatannya oleh pemerintah karena merekalah yang langsung bersinggungan dengan para calon legislatif.
"Maka hal-hal seperti asuransi dan jaminan serta keselamatan bagi penyelenggara ataupun petugas di lapangan harus dipikirkan oleh negara," kata dia.
Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019